Jakarta, CNN Indonesia --
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat perputaran duit terkait judi online selama semester II tahun 2024 mencapai Rp283 triliun, naik dari semester I.
Hal itu disampaikan oleh Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam rapat kerja berbareng Komisi III DPR RI, Rabu (6/11).
"Per semester I saja sudah menyentuh Rp174 triliun. Saat ini sudah semester II, PPATK memandang sudah mencapai Rp283 triliun," ujar Ivan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ivan mengatakan jumlah transaksi di semester I tahun ini melampaui satu tahun penuh di 2022.
Ia menduga kenaikan tersebut disebabkan oleh perubahan strategi nan dilakukan para bandar. Kini, mereka melakukan transaksi dengan nomor nan lebih mini tetapi masif.
Imbasnya, semua golongan masyarakat dari beragam usia sekarang juga bisa bermain gambling online.
"Jadi, jika dulu orang melakukan gambling online transaksinya angkanya juta-juta. Nah, sekarang bisa Rp10.000 kita sudah memandang ada seorang bisa judol. Itu nan membikin transaksi semakin masif," kata Ivan.
PPATK nan masuk ke dalam Satgas Judi Online baru saja menggelar rapat dengan Presiden Prabowo Subianto. Kata Ivan, rapat tersebut memutuskan pembentukan lima desk kerja termasuk gambling online. Tim tersebut bakal bekerja berbareng di bawah naungan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.
"Kemarin baru saja rapat nan dipimpin oleh Bapak Presiden Prabowo, dipimpin langsung oleh Bapak Menko Polkam, dibentuk oleh ada lima desk salah satunya mengenai gambling ini, dan PPATK terlibat dalam seluruh desk nan ada," ungkap Ivan.
Bikin pecandu anak-anak
Ivan menambahkan permainan gambling online saat ini telah menyasar anak berumur di bawah 10 tahun.
"Umur pemain gambling online condong semakin merambah ke usia terendah, usia kurang dari 10 tahun ini kita melihat. Jadi, populasi demografi pemainnya semakin berkembang," kata Ivan.
Bukan hanya dari kategori usia, PPATK juga mencatat persebaran transaksi nan mulai meluas dan tersebar di nyaris semua wilayah.
Selain itu, PPATK mencatat persentase transaksi berasas pendapatan. Ivan mengatakan penduduk nan menyisihkan uangnya untuk gambling online bertambah dari semula hanya 10 persen menjadi 80 persen.
"Kalau dulu orang terima Rp1 juta hanya bakal menggunakan Rp100-200 ribu untuk beli online, sekarang sudah sampai Rp900 ribunya dia gunakan untuk gambling online. Jadi, kita lihat semakin addict-nya masyarakat untuk melakukan gambling online," ucap Ivan.
(ryn/gil)
[Gambas:Video CNN]