TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perjanjian kerja sama dengan B International Shipping and Logistic DMMC alias B Shipping untuk pembelian serta carter kapal Liquified Petroleum Gas (LPG). Penandatanganan dilakukan di Istanbul, Turkiye oleh Chief Executive Officer (CEO) PIS Yoki Firnandi dan CEO B Shipping Emin Imanov.
Kerja sama dua tahun ini mencakup studi kepantasan pembelian kapal dan pengelolaan carter kapal ke BGN, ialah induk upaya B Shipping nan juga perusahaan perdagangan LPG dan komoditas global. B Shipping adalah anak upaya dari BGN nan berbasis di Dubai dengan lebih dari 24 letak di beragam negara.
CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan kerja sama ini sejalan dengan pengarahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan nilai aset PIS. “Kami mendorong sinergi dengan mitra strategis demi meremajakan dan memperkuat armada kami untuk pengedaran daya ke seluruh penjuru negeri,” ujar Yoki dalam keterangan resmi pada Rabu, 19 Juni 2024.
Sebelumnya, PIS telah bekerja-sama dengan BGN dalam pengadaan Very Large Gas Carrier (VLGC) Tulip dan Bergenia pada Januari 2024. Melalui kerja sama tersebut, BGN mendukung PIS sebagai pengangkut LPG terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini, kerja sama dengan B Shipping bermaksud untuk mengeksplorasi kesempatan serta menambah value PIS dalam transportasi LPG. Salah satu pembahasan kerja sama meliputi konsep dan model bisnis, termasuk mempertimbangkan akuisisi dan carter kapal, hingga manajemen kapal.
Yoki menjelaskan, kerja sama ini sejalan dengan pendekatan investasi strategis PIS pada kapal-kapal baru, sembari memaksimalkan untung dari aset nan telah ada. Saat ini, ada 419 VLGC nan beraksi di seluruh dunia, dengan rata-rata usia kapal 10,08 tahun. PIS mempunyai 7 VLGC dengan rata-rata usia 3,42 tahun, memberikan kelebihan operasional nan lebih andal dan memenuhi izin terkini.
"Kami juga menerapkan strategi alokasi armada nan prudent dengan memandang situasi dan nilai di pasar. Apakah itu owned, leased, alias time charter-out dan mempertahankan praktik investasi tersebut untuk pertumbuhan berkelanjutan,” kata Yoki.
Iklan
Emin Imanov menambahkan sungguh pentingnya kemitraan strategis dengan PIS. Dia mengatakan, perjalanan kerja sama ini dimulai sekitar empat alias lima tahun lalu, ketika B Shipping memutuskan untuk mendukung PIS dari sisi perdagangan internasional.
"Saat ini, kami telah menjadi mitra dalam bagian shipping. Saya percaya tetap bakal banyak lagi di masa nan bakal datang. Saya percaya tetap banyak lagi kerja sama di masa nan bakal datang," kata dia.
Kerja sama ini juga mengeksplorasi potensi kemitraan dalam era transisi energi, termasuk pengangkutan LPG dan petrokimia. Merujuk pada info milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2023. Angkanya naik 1,73 persen dibanding 2022 alias jadi nan tertinggi dalam satu dasawarsa terakhir.
Di sisi lain, kajian internal Pertamina International Shipping menunjukkan potensi pertumbuhan kargo petrokimia di Indonesia mencapai 1,3 kali lipat dari 2019 hingga 2030. Yoki optimistis, kerja sama ini bakal memperkuat posisi PIS di pasar global. “Penandatanganan perjanjian ini menjadi momentum krusial bagi kedua perusahaan untuk menghadapi tantangan dan kesempatan di masa depan,” tutur dia.
Pilihan Editor: Gencar Ekspansi Pasar Global, Pertamina International Shipping Buka Dua Rute Baru di Afrika