TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut kunci untuk menuju swasembada pangan antara lain dengan intensifikasi lahan, dan penyediaan sumber daya manusia (SDM). "Kalau kita ngomongin beras padi nan bisa dilakukan ya intensifikasi itu, intensifikasi ekstensifikasi kan. Ekstensifikasi itu membuka lahan, intensifikasi itu dengan menggunakan teknologi sehingga produktivitas per lahannya itu meningkat," ujar Nailul Huda seperti dilansir dari Antara, Ahad, 20 Oktoberfest 2024.
Nailul mengatakan saat ini banyak lahan di Indonesia nan sudah beranjak kegunaan menjadi industri dan perumahan. Dengan lahan nan sedikit ini, bakal membikin produktivitas semakin sedikit hingga produksinya terus berkurang. Intensifikasi lahan sangat perlu untuk dilakukan jika mau mengejar sasaran swasembada pangan. Namun demikian, Nailul mengingatkan bahwa penyediaan SDM juga menjadi perihal krusial nan kudu diperhatikan.
Lebih lanjut, kata Nailul, penggunaan teknologi mempunyai peran besar dalam perihal intensifikasi lahan. Menurutnya, sejauh ini Indonesia tetap kekurangan SDM untuk mengimplementasikan teknologi-teknologi di bagian pertanian. "SDM kita tetap sangat kurang untuk bisa implementatif dalam perihal teknologi, teknologi pangan ini tetap kurang ya diterapkan di Indonesia, kayak traktor nan mesin besar itu saja tetap sangat minim dan akhirnya malah sia-sia. Ini menurut saya juga kudu digarisbawahi," kata Nailul.
Nailul juga menyampaikan, swasembada bukan sekadar kemandirian dalam penyediaan pangan di dalam negeri. Akses pangan nan mudah dan terjangkau bagi masyarakat, merupakan parameter dari swasembada pangan itu sendiri. Program-program dari Prabowo memang bermaksud untuk swasembada pangan, lanjut Nailul, namun jika tidak dibarengi dengan akses serta SDM nan belum maksimal maka sasaran 4-5 tahun diprediksi bakal mundur. "Saya rasa sebenarnya swasembada pangan ini, kudu dilihat bukan dari penyediaan berdikari dari dalam negeri, tapi akses masyarakat terhadap pangan itu bisa lebih mudah," ucapnya.
Iklan
Nailul juga menyampaikan, Prabowo kudu menetapkan mana nan paling prioritas untuk swasembada pangan. Menurutnya, perihal tersebut bakal lebih bijak dan berkepanjangan dalam perihal pengelolaan pangan di dalam negeri.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto meyakini Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan alias kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya paling lambat 4—5 tahun ke depan. "Saya percaya paling lambat 4—5 tahun, kita bakal swasembada pangan, apalagi kita siap menjadi lumbung pangan dunia," kata Prabowo saat berpidato dalam Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024–2029 di Gedung Nusantara, kompleks parlemen, Jakarta, Ahad. Keyakinan itu, kata Prabowo, muncul usai berbincang dengan para master terkait. Oleh lantaran itu, swasembada pangan kudu diwujudkan guna cegah ketergantungan pada bahan pangan negara-negara lain.
Pilihan editor: Pidato Perdana Presiden Prabowo Disebut Berdampak Positif ke Pasar, Rupiah Bisa Menguat ke 15.000 per USD?