Pilu Guru Honorer di Jakarta Dipecat Secara Lisan

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang guru honorer di DKI Jakarta berjulukan Ara (28) mengaku dipecat secara lisan oleh kepala sekolah tempatnya mengajar.

Tak seperti pembimbing honorer lainnya nan diberhentikan pada 8 Juli 2024, Ara sudah lebih dulu mendapati berita pemecatan pada Mei lalu.

Guru honorer mata pelajaran Bahasa Inggris itu tiba-tiba dipanggil oleh kepala sekolah. Saat itu, kepala sekolah menegaskan bahwa Ara sudah tak bisa lagi mengajar di sekolahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya langsung keluar hari itu juga. Lisan saja, tidak ada surat enggak ada apapun gitu," kata Ara saat dihubungi, Rabu (17/7).

Ara sudah mengajar di sekolah tersebut nyaris lima tahun. Ia hanya bisa meratap.

Ia menyayangkan tindakan kepala sekolah nan tidak berkonsultasi terlebih dulu mengenai pemecatan pembimbing honorer.

Setelah diberhentikan, Ara mendapati Data Pokok Pendidikan (Dapodik) miliknya sudah dinonaktifkan.

"Sudah dapat sekolah di SD di Kedoya Utara, nah dari kepala sekolah nan baru bilang Dapodiknya jangan di-off-kan dulu lantaran dia tidak bisa narik info saya. Terus saya izin ke kepala sekolah saya nan sekolah pertama, dia mengizinkan tidak di-off-kan. Terus pas saya cek itu Dapodik saya sudah dinonaktifkan sama operator," jelasnya.

Ara pun bingung lantaran operator tak meminta izin terlebih dulu kepada kepala sekolah mengenai dengan penonaktifan Dapodik.

Ia mencoba bertanya kepada operator tersebut, namun nomor ponselnya justru diblokir.

"Saya bingung kan Dapodik enggak bisa ditarik di negeri, saya lamar di swasta, sudah tes, rupanya kepala sekolah saya takut jika saya keterima PPPK lantaran status saya pernah jadi pembimbing honorer di sekolah negeri," ucap Ara.

"Saya jelaskan Dapodik saya sudah enggak aktif, jadi saya dilema banget sekarang di swasta enggak bisa, takut PPPK, jika di negeri Dapodik saya dimatikan, bener-bener menghalang banget," imbuhnya.

Ara mengaku tidak pernah mendapat penghasilan penuh selama mengajar di sekolah tersebut. Berdasarkan kesepakatan, penghasilan bulanan Ara sebesar Rp4,6 juta. Namun, jumlah nan diterima Ara hanya Rp3,3 juta.

"Kalau bisa Dapodik saya dibuka lagi agar saya bisa berjuang lagi tahun ini. Kalau misalnya akhir tahun ini saya enggak dapet juga, ya saya enggak apa tulus di swasta. Tapi saya minta diizinkan untuk Dapodik saya diaktifkan lagi sampai istilahnya saya dapat 'rumah' gitu loh sampai saya bisa survive," kata Ara.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Budi Awaluddin menjelaskan sejak 11 Juli 2024, pihaknya telah melakukan penataan tenaga honorer pada satuan pendidikan negeri sesuai Permendikbud Nomor 63 tahun 2022.

Pasal 40 Ayat (4) UU itu mengatur bahwa pembimbing nan dapat diberikan honor kudu memenuhi persyaratan seperti berstatus bukan ASN, tercatat pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik), mempunyai Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), dan belum mendapat tunjangan pekerjaan guru.

Ia mengatakan jumlah honorer di lingkungan Dinas Pendidikan mencapai 4.000 orang, penambahan tersebut terakumulasi sejak 2016. Berdasarkan Persesjen Kemdikbud Nomor 1 Tahun 2018 persyaratan NUPTK untuk pembimbing honorer adalah diangkat oleh Kepala Dinas.

"Dari seluruh honor nan ada saat ini dan tidak ada satupun pembimbing honor nan diangkat Kepala Dinas, sehingga NUPTK-nya tidak dapat diproses, sesuai dengan ketentuan nan berlaku," ujar Budi.

Budi menjelaskan rekrutmen honorer selama ini diangkat oleh kepala sekolah atas argumen kebutuhan pendidikan tanpa melalui proses rekomendasi berjenjang ke tingkat dinas.

Sejak 2017 hingga 2022, Dinas sudah mengeluarkan petunjuk dan surat info bahwa pengangkatan pembimbing honorer kudu mendapatkan rekomendasi Dinas Pendidikan.

"Sehingga berasas hasil pemeriksaan BPK tahun 2024 ditemukan peta kebutuhan pembimbing honor nan tidak sesuai dengan Permendikbud serta ketentuan sebagai penerima honor," kata dia.

(lna/gil)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional