TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) empat perusahaan media milik Aburizal Bakrie dengan 12 kreditur atas utang Rp 8,79 triliun menemui titik terang. Dalam rapat di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, seluruh kreditur menerima proposal perdamaian dari VIVA. Empat perusahaan media milik family Bakrie itu meliputi PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), dan PT Lativi Mediakarya (tvOne).
“Segera bakal dilakukan proses homologasi. Kami bakal konsentrasi untuk pertumbuhan VIVA ke depan di bagian penyiaran dan konten digital,” kata Direktur VIVA Niel Tobing dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 4 November 2024.
Nilai utang dari empat perusahaan media milik Bakrie dari 12 kreditur separatis dan 130 kreditur konkuren itu telah direstrukturisasi sebesar Rp 11,1 triliun. Niel menyebut, kesepakatan dengan para kreditur menunjukkan adanya kepercayaan terhadap prospek Grup VIVA. Karena itu, Niel berterima kasih sekaligus mengapresiasi para kreditur dan seluruh pemangku kepentingan atas support dan kesabaran nan diberikan selama proses PKPU berlangsung. “Dengan selesainya proses restrukturisasi ini, Grup VIVA bakal memfokuskan upayanya pada pengembangan upaya ke depan, ialah mencakup upaya di bagian penyiaran televisi, digital, konten, dan aktivitas off-air untuk menjawab kebutuhan pasar dan menghadirkan penemuan baru bagi penonton serta mitra upaya kami,” ujar Neil.
Neil mengatakan selesainya proses restrukturisasi utang Grup VIVA ini, maka struktur permodalan perusahaan bakal menjadi lebih baik, sehingga dapat mendukung upaya strategis pengembangan upaya ke depan. Selain itu, Niel meminta support dari seluruh pihak nan telah terlibat dalam proses restrukturisasi ini, termasuk vendor nan telah bekerja sama konsentrasi mencapai target-target nan sudah dicanangkan.
Tak hanya itu, Niel mengatakan VIVA juga bakal merekrut talenta baru nan berilmu untuk memperkuat kapabilitas perusahaan. VIVA juga bakal mengembangkan potensi lebih dari 2 ribu tenaga kerja nan saat ini sudah menjadi bagian dari Grup VIVA. “Kami optimistis langkah ini bakal memperkuat posisi VIVA sebagai pemain terdepan di industri media. Kami berkomitmen untuk terus berinovasi serta beradaptasi dengan dinamika pasar nan semakin digital,” ujar Neil.