TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris PT PLN (Persero) Mohamad Ikhsan mengatakan perubahan suasana nan menuntut transisi daya mengakibatkan sektor kelistrikan nan dikelola institusinya turut terdampak. Padahal, dia menyebut sejak abad ke 19 hingga saat ini turbin listrik PLN tak pernah berubah.
“Tiba-tiba datang transisi daya mengubah semuanya,” kata Ikhsan dalam dalam obrolan panel Synergizing Law, Investmen and Risk Managemen in Energy Transition Era nan digelar Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) di Menara Bank Mega, Jakarta Selata, pada Senin,14 Oktober 2024.
Dia mengatakan akibat transisi daya itu berupa listrik bisa diproduksi di rumah melalui pembangkit listrik tenaga surya. Padahal, Ikhsan mengatakan selama ini PLN justru nan didatangi para pengguna dan sekarang malah menjadi kompetitor. “Sekarang tiba-tiba orang bisa memproduksi listrik di rumah sendiri, jadi kompetitor,” kata dia.
Ikhsan menyebut produksi listrik rumahan ini juga bisa menjadi pesaing jika nilai baterai turun. Kalau ini terjadi, produksi listrik rumahan bisa lebih murah daripada PLN. “Kalau solar panel dan baterai bisa turun lagi, itu bisa bisa nilai produksi di rumah bisa lebih rendah dari PLN,” kata Ikhsan.
Iklan
Karena itu, Ikhsan mengatakan PLN kudu segera merespons kejadian ini. Dia menyebut PLN tidak boleh tak bersuara lantaran bagian dari manajemen risiko. "Apakah kita semua kudu tak bersuara alias tidak. Kita kudu take opportunity, we have to be, jika sebelum bertindak kita kudu mikir, jika gak mikir bisa jeblos,” kata dia.
Sementara itu, Ikhsan mengatakan PLN mesti mendorong adanya patokan norma atas kejadian ini. Dia menyebut PLN mesti berinovasi, kreatif, dan disiplin dalam manajemen akibat ini. “Kalau kerangka gak bagus, maka akibat mitigasi bakal sangat mahal dan sulit, maka optimisasi banyak cost stream, tapi dengan legal nan baik itu bakal memudahkan akibat itu," kata dia. Oleh lantaran itu, kombinasi mengambil kesempatan, manajemen risiko, dan izin nan solid bakal memudahkan PLN dalam menghadapi transisi daya ini.
Pilihan editor: Kabinet Prabowo Bakal Diisi 46 Kementerian, Seknas Fitra: Anggaran Bakal Bengkak Luar Biasa