Poin Pidato Megawati di HUT PDIP: Terima Kasih ke Prabowo, Kritik KPK

Sedang Trending 5 jam yang lalu
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

PDIP telah rampung menggelar peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-52 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/1) sejak siang hingga petang tadi.

Acara ini digelar sederhana dan hanya dihadiri langsung oleh pengurus di jejeran majelis ketua pusat (DPP). Sementara, kader di tingkat wilayah mengikuti secara daring. PDIP juga tak mengundang Presiden Prabowo Subianto dalam momen ini.

HUT PDIP kemarin mengambil tema 'Satyam Eva Jayate' nan berfaedah 'Kebenaran Pasti Menang'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri berpidato selama lebih dari dua jam dalam momen ini dengan beraneka ragam pembahasan sekaligus menyemangati para kader PDIP.

Berikut poin-poin pidato Megawati dalam momen HUT ke-52 PDIP:

Terima kasih ke Prabowo nama Bung Karno Dipulihkan

Megawati sempat terisak dan menyampaikan terima kasih atas pencabutan TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno nan memulihkan nama Bung Karno.

Selain kepada MPR, Megawati juga menyampaikan terimakasih kepada Presiden Prabowo Subianto nan telah menandatangani surat dari MPR atas pencabutan TAP MPRS tersebut.

"Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada presiden Prabowo Subianto nan telah merespons ketua MPR mengenai tindak lanjut pemulihan nama baik dan hak-hak Bung Karno sebagai Presiden RI pertama," kata Megawati.

Megawati bilang peringatan HUT ke-52 PDIP menjadi hari nan spesial lantaran berbarengan dengan pencabutan TAP MPRS tersebut. Sebab, kata dia, setelah 57 tahun nama dan sejarah Bung Karno akhirnya dipulihkan.

Dalam keputusannya, MPR menegaskan bahwa tuduhan Bung Karno terlibat G30S tak pernah terbukti dan batal demi hukum.

Atas nama pribadi, keluarga, dan partai, Megawati menyampaikan terimakasih. Menurut dia, kesalahan kudu tetap dinyatakan salah.

"Tidak pernah ada proses norma apapun nan dilaksanakan untuk membuktikan tuduhan tersebut hingga Bung Karno wafat tanggal 21 Juni 1970. Lama ya," katanya.

Kritik KPK dan kasus Hasto

Megawati turut menyorot tajam keahlian KPK dan kasus dugaan korupsi nan dilakukan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam kasus Harun Masiku.

Megawati mempertanyakan keahlian KPK lantaran Hasto kerap kali dituding dalam kasus nan ditangani.

"Belum lagi apa coba? Iya KPK. Lha, KPK masa enggak ada kerjaan lain? nan dituding nan diubrek-ubrek hanya Pak Hasto," kata Megawati.

Megawati kemudian meminta para wartawan menulis ucapannya tersebut. Sebab, dia memandang selama ini sudah banyak tersangka, namun KPK diam.

"Karena kan banyak nan sudah jadi tersangka. Tapi meneng wae. Aku jika tiap hari buka surat kabar mungkin ada tambahan," kata dia.

Megawati turut merasa heran partainya sekarang seperti digebuk. Cara seperti itu dilakukan seperti seolah-olah sah, padahal tidak.

"Lah orang jika enggak salah, mbok yo jangan pura-pura salah. Ini kayak Pak Hasto," kata Megawati.

"Masa sih nan lain enggak dibegitukan, hanya kita aja nan digebak-gebuk, digebak-gebuk, dengan langkah sepertinya ini adalah sebuah nan sah. Mana sahnya?" Imbuhnya.

Megawati heran padahal banyak tersangka lain, namun hanya kader partainya nan terus dicari-cari. Dia mempertanyakan norma di Indonesia setelah berdirinya KPK.

"Ke mana kah, norma di republik Indonesia ini ketika setelah berdirinya KPK dengan mudah orang hanya bisa mengambil tanpa dengan hati nurani," katanya.

Mega kerap didatangi penggede diam-diam

Megawati juga mengaku banyak didatangi para penggede untuk mengadu sejumlah persoalan mulai dari masalah norma hingga urusan pertanian.

Menurut Mega, mereka datang secara diam-diam. Dia mengaku bingung padahal dia tak menjadi bagian dari pemerintahan.

"Aku bilang saya ini pemerintahan bagian mana loh, kok datang ke saya urusan hukum, pertanian. Diam-diam. Ngumpet-ngumpet lho," kata Megawati.

Megawati merasa kehadiran mereka secara diam-diam seperti tak mempunyai kemerdekaan. Padahal, mestinya mereka bisa datang secara terbuka.

Menurut Megawati, kehadiran mereka secara diam-diam lantaran PDIP tak menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Meju (KIM) pendukung Prabowo Subianto.

"Loh, kok enggak ada merdekanya ya. Ya mbok dateng ae loh. Karena katanya, 'kalau kelak saya dateng, Ibu kan enggak masuk KIM'. Apa urusannya saya mesti masuk KIM alias saya masuk ke KIM. Gile, ayok tepuk tangannya ya hebat," katanya.

Tegaskan hubungan baik dengan Prabowo

Megawati menegaskan tak punya masalah dengan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikan Mega merespons rumor nan beredar selama ini.

"Eh Mas Bowo. Iki saya ta ngomong yo, rungokke (Eh Mas Bowo, ini saya ngomong ya, dengarkan). Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia musuhan. Enggak. Enggak," kata Megawati.

Namun, Mega mengaku mengingatkan kepada Prabowo, agar tak memperlakukan anak buah alias kader PDIP seenaknya. Sebagai sesama ketua umum, Mega meyakini dia dan Prabowo tak senang anak buahnya diperlakukan seenaknya.

Pada Pilpres 2024 lalu, PDIP berbeda kubu dengan Prabowo. PDIP kala itu mengusung Ganjar-Mahfud. Sementara Prabowo berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka nan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).

PDIP sedang dimainkan

Megawati turut meyakini PDIP sekarang memang tengah dimainkan oleh sejumlah pihak.

Menurutnya, kejahatan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) betul-betul berjalan. Namun, banyak pihak nan coba mau menutup-nutupi.

"Saya hanya mau tahu, ini memang dimainkan kan bahwa PDIP itu ini jangan deh, bohongi saya. TSM itu berjalan, tapi kan semuanya mau menutupi," kata Megawati.

Megawati bilang berita itu bukan fitnah. Megawati mengaku tak mau lagi mau menutup-nutupi. Dia apalagi siap untuk menyebut orang-orang nan terlibat dan mau memainkan PDIP.

"Nah, sekarang saya buka aja, gitu loh. Kenapa kelak dibilang saya fitnah, endak. Mau saya suruh panggil orang-orangnya. nan enggak jadi itu lantaran apa," katanya.

Singgung jual beli gelar Doktor HC

Pidato Megawati tak hanya merespons soal politik. Ia turut menyoroti rumor pendidikan.

Megawati bercerita tak bayar ketika mendapatkan gelar ahli kehormatan alias honoris causa (HC) dari beragam universitas selama ini. Ia saat ini mengantongi sejumlah gelar ahli HC dari pelbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Megawati pun menyindir sosok-sosok nan disebut mendapatkan gelar HC tetapi diduga bayar alias beli.

"Honoris causa tetap mau nambah lagi. Saya tapi enggak bayar, lho. Karena banyak sekarang nan beli ya. Sorry," kata Megawati.

Megawati juga mengatakan dirinya sudah mempunyai gelar profesor. Hal ini nan membikin banyak orang kaget dengan dirinya lantaran mempunyai gelar tersebut.

"Kenapa dapat Profesor? Saya belajar di mana? Weh saya dipikir jual beli lagi," kata dia.

(rzr/wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional