Poin-poin Pidato Mega: Sentil Utang RI Triliunan hingga Sinyal Oposisi

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan kata sambutan sebagai pembuka rapat kerja nasional (Rakernas) V PDIP, Jumat (24/5).

Megawati menyampaikan sejumlah poin-poin nan menjadi sorotan mulai dari PDIP beri sinyal jadi oposisi pemerintahan Prabowo Subianto hingga klaim Pemilu 2024 sudah direkayasa.

Tak hanya itu, mantan presiden RI ke-5 itu juga sempat terisak tatkala mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. Berikut poin-poin nan menjadi sorotan Megawati dalam pidatonya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terisak dan pekik kader menggema

Di awal pidato, Megawati tampak terisak. Momen itu terjadi saat Mega mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat nan tetap memilih partainya sehingga bisa menang pemilihan legislatif untuk ketiga kalinya.

"Selaku Ketua Umum partai dan atas nama PDIP kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih pada seluruh rakyat Indonesia nan dengan penuh semangat dan kecintaannya selalu mendukung PDIP hingga tetap berdiri tegak tetap menjadi pemenang pemilu legislatif tiga kali berturut-turut," ucap Megawati.

Ia menyatakan partainya tak bakal mundur meski pada pemilu kali ini PDIP sebagai partai nan dirugikan. Menurutnya, PDIP adalah partai nan tahan banting. Megawati pun menyerukan kepada semua kader untuk tetap berani dan maju di tengah beragam intimidasi dan kecurangan Pemilu.

Tuding Pemilu telah direkayasa

Megawati mengaku prihatin dengan beragam corak kecurangan selama Pemilu 2024.

"Saya ini Presiden (kelima RI). Ketika pemilu langsung pertama lho (Pemilu 2024), bertanggung jawab, sukses lho. Lho kok sekarang pemilunya langsung, tapi kok jadi abu-abu gitu sudah direkayasa," ucapnya.

Menurutnya, dugaan kecurangan pemilu apalagi telah diakui beragam pihak. Mulai dari golongan masyarakat sipil hingga mahir hukum. Terlebih, dia menyesalkan lantaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga terkesan diam.

"KPU-nya juga diam, Bawaslunya enggak ada suara, jadi kan saya mikir masa saya enggak boleh bersuara, saya boleh dong bersuara," seloroh dia.

Mega menilai reformasi saat ini seperti lenyap secara tiba-tiba. Dia terutama menyoroti praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, nan dulu menjadi musuh berbareng namun saat ini seperti dibiarkan.

Ia menyebut KPK juga seperti tak berfungsi. Megawati juga mengkritik Mahkamah Konstitusi (MK) nan dinilai bisa diintervensi kekuasaan. Padahal, kata Megawati, dua lembaga itu lahir di era pemerintahannya.

"Makanya aduh MK juga sama, kenapa? Bisa diintervensi oleh kekuasaan, nampak jelas melalui keputusan terhadap perkara nomor 90 nan menimbulkan banyak antipati ambisi kekuasaan," katanya.

Kritik RUU di DPR, sindir Puan

Megawati juga mengkritik proses pembahasan sejumlah rancangan undang-undang alias RUU di DPR RI nan dinilai menyalahi patokan dan prosedur. Ia antara lain menyinggung proses pembahasan RUU Mahkamah Konstitusi hingga Penyiaran.

"Bayangkan dong pakai revisi UU MK, nan menurut saya prosedurnya saja tidak benar," kata Mega di hadapan ribuan kader nan hadir.

Mega mengkritik lantaran pengesahan tingkat satu RUU MK dilakukan di masa reses. Karena perihal itu, Mega apalagi mengaku sampai memanggil Ketua Fraksinya, Utut Adianto. Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyindir Puan Maharani selaku Ketua DPR RI.

"Tiba-tiba masa reses, saya sendiri sampai bertanya pada tadi ada Pak Utut mana ya?" Katanya.

"Lah saya tanya beliau. Ini apa sih? Mbak Puan lagi pergi. nan saya bilang ke Meksiko, kok lezat banget ya?" Imbuh Megawati.

Megawati turut menyinggung polemik RUU Penyiaran nan memuat klausul usulan larangan produk jurnalistik. Dia heran produk jurnalistik investigasi mau dilarang padahal telah diatur Dewan Pers.

"Lah kok enggak boleh ya investigasinya. Loh, itu kan artinya pers itu kan apa sih, menurut saya, dia betul-betul turun ke bawah loh," kata dia.

Sentil utang ribuan triliun

Putri dari Presiden Soekarno itu juga sempat menyinggung utang ribuan triliun pemerintah. Ia mempertanyakan gimana langkah pemerintah bayar utang di tengah kondisi ekonomi saat ini.

"Pertanyaan saya, mari mikir, utang kita ini gimana langkah bayarnya?" kata Megawati.

Ia mencontohkan saat menjadi presiden, dirinya lebih memilih kabinet ramping nan diisi 33 menteri saat menghadapi krisis multidimensi. Namun, kata dia, kabinet itu diisi oleh para profesional. Dengan begitu, orang nan tepat berada di posisi nan sesuai dengan bidangnya.

Megawati menilai, perihal ini bisa mengatasi krisis nan saat itu dihadapi Indonesia.

"Jadi the right man in the right place. terbukti krisis teratasi dan seluruh utang terutama dengan International Monetary Fund (IMF) dapat dilunasi," ucap Megawati.

Diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang pemerintah naik menjadi Rp8.253,09 triliun per Januari 2024. Jumlah utang ini naik sebesar Rp108,4 triliun dibandingkan utang di Desember 2023, ialah sebesar Rp8.144,69 triliun.

Adapun rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tetap di bawah pemisah kondusif 60 persen. Rasio utang per Januari 2024 berada di level 38,75 persen.


Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional