Polda Bali Usut Rompi Polisi Dipakai 'Geng Rusia' Rampok Turis Ukraina

Sedang Trending 3 jam yang lalu

Denpasar, CNN Indonesia --

Polda Bali akan menelusuri soal rompi bertuliskan 'Polisi' dan pistol nan dipakai 'geng Rusia'' saat melakukan tindakan penculikan dan perampokan terhadap turis Ukraina bernama Igor Iermakov di Kuta Selatan, Bali.

Pasalnya, dalam video nan viral di media sosial tindakan penculikan, mobil Warga Ukraina diadang oleh mobil hitam lampau keluar 3 orang nan berpakaian serba hitam dengan menggunakan rompi bertuliskan 'polisi', bertopeng alias memakai balaclava, serta bersenjata api laras pendek.

"Semua bakal mengarah ke sana. Nanti kita dalami, rompi polisi bisa didapat di mana-mana. nan jelas Polda Bali dan Polri secara umum tidak punya rompi semacam itu," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy saat ditemui di Mapolda Bali, Jumat (31/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyebutkan, mengenai tertangkapnya satu terduga pelaku ialah KA (30) asal WNA Rusia tetap didalami perannya sebagai apa dan apa betul terduga pelaku terlibat dalam peristiwa tersebut.

"Tapi nan perlu diketahui sekarang ini, apakah memang nan berkepentingan nan terlapor ini betul-betul mempunyai peran di situ apa tidak. Ini kan baru orang dilaporkan, jadi kita belum bisa pastikan apakah betul orang-orang ini ada kaitannya dengan peristiwa itu apa tidak. nan krusial orangnya kita panggil dulu, kita periksa kita dalami," kata Ariasandy.

Pihaknya juga belum mengetahui, apakah sembilan terduga pelaku adalah personil geng internasional dan saat ini tetap dilakukan pendalaman.

"Dibilang geng alias tidak kan kita belum tahu, tetap didalami perannya sebagai apa. Kita amankan, kita mintai keterangan. Apakah nan berkepentingan betul ada peran alias terlibat dalam kasus ini. Kalau bisa terungkap semua baru kita bisa bicara peran, motif, dan segala macam," kata Ariasandy.

Dia menyebut identitas sembilan terduga pelaku itu adalah laporan dari pihak korban. Pihaknya pun bakal mendalami apakah korban juga mengenal para terduga pelaku tersebut.

"Iya kan sesuai dengan laporan jadi nan berkepentingan (korban).melaporkan si A, si B, si C sebagai terlapor. Ada sembilan orang dari dasar itu kemudian interogator memanggil melalui kedutaan masing-masing (tapi tidak hadir)," jelasnya.

"Kenal tidaknya kita tetap dalami. Cuman nan berkepentingan dapat info juga si A si B. nan jelas itu nan dilaporkan menjadi titik awal kita melakukan penyelidikan. Pada saat membikin laporan polisi (korban menyebut 9 pelaku)," lanjut Ariasandy.

Sejauh ini, katanya, baru korban dan pengemudi nan diminta keterangan oleh pihak kepolisian lantaran saat terjadi peristiwa korban hanya berbareng sopirnya. Adapun kasus tersebut, sambung Ariasandy, tetap berstatus penyelidikan.

"Sesuai laporan berdua dengan sopirnya. Masih kita lidik semua, semua info nan kita dapat baik secara verbal dilaporkan maupun dalam corak video itu menjadi sumber info nan kita dalami. Intinya kita mencari dulu delapan orang ini, mudah-mudahan segera bisa kita amankan, perkembangannya kelak kita sampaikan," ujarnya.

Peristiwa penculikan dan perampokan itu viral di media sosial, di mana disebutkan bahwa para pelaku penculikan adalah 'geng Rusia'. Dalam kasus tersebut para pelaku diduga berjumlah sembilan orang dan mencuri aset mata uang digital sekitar Rp3,4 miliar dari akun milik korban.

Peristiwa tersebut, diketahui terjadi pada tanggal 15 Desember 2024 lalu. Saat itu korban dengan sopirnya berinisial A mengendarai mobil BMW warna putih.

Kemudian, di tengah perjalanan di sekitar Jalan Tundun Penyu Dipal, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, tiba-tiba mereka diadang  dua unit mobil, mobil pertama merk Alphard dengan memblokir jalan dari depan dan satu dari arah belakang.

Kemudian, saat mobil dari depan keluar empat orang berpakaian hitam menggunakan tutup wajah atau balaclava dengan membawa senjata pisau, palu, dan pistol. Lalu mereka membawa korban dan sopirnya untuk naik ke salah satu mobil dengan tangan diborgol dan kepala ditutup kain hitam.

Selanjutnya, para pelaku membawa korban dan sopirnya ke sebuah vila di wilayah Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kemudian, saat tiba di vila, para pelaku mengambil secara paksa ponsel korban. Mereka lampau memukul korban agar bersedia mentransfer aset duit mata uang digital ke dua akun nan diduga milik pelaku.

"Kemudian melanjutkan pemukulan serta memaksa pelapor (korban) untuk memberikan akun binance pelapor untuk diambil secara paksa aset mata uang digital pelapor," ujar Ariasandy kemarin.

Atas kejadian tersebut, korban mengalami sejumlah luka seperti apda bagian telinga kanan, pergelangan kedua tangan, lebam di lengan kiri, lebam di mata kiri, lebam di bagian belakang kepala, lebam di pinggang kanan, serta kerugian materi kurang lebih sebesar Rp 3.496.790.194. (Rp3,49 miliar).

(kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional