Polisi Sebut Keterangan Saka Tatal Pada 2016 Cenderung Bohong

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi menyebut keterangan nan diberikan Saka Tatal, salah satu terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, condong mendusta saat diperiksa pada 2016 silam.

Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan perihal itu berasas keterangan Balai Pemasyarakatan (Bapas) lantaran keterangan nan diberikan Saka kerap berubah.

"Jadi keterangan dari Bapas (Balai Pemasyarakatan) bahwa Saka Tatal condong berbohong. Ketika memberikan keterangan berubah-ubah, ini dari keterangan Bapas," kata Sandi kepada wartawan, Rabu (19/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandi juga turut membantah pernyataan soal Saka mendapat intimidasi selama proses pemeriksaan pada delapan tahun lalu.

Sandi pun menunjukkan sebuah foto nan memperlihatkan proses pemeriksaan terhadap Saka. Dalam foto itu, Saka Tatal tampak didampingi keluarganya saat dimintai keterangan oleh penyidik.

"Ini sebagai gambaran, ada foto ini Saka Tatal saat diperiksa tahun 2016. Dan dibilang katanya nan periksa adalah Rudi alias ayah Eky, ini (foto) diperiksa oleh interogator Polresta Cirebon. Dibesarin alias foto diperlebar lagi bahwa Saka Tatal difoto diperiksa dalam keadaan baik-baik saja tidak ada intimidasi," tutur Sandi.

"Didampingi wanita di depan adalah tantenya, kemudian nan pakai jilbab adalah ibunya, kemudian nan belakang laki-laki ada dari Bapas," imbuhnya.

Diketahui, Saka Tatal merupakan satu dari delapan tersangka nan sukses ditangkap kepolisian atas kasus pembunuhan nan terjadi pada 2016 silam.

Saka kemudian dijatuhi vonis balasan 8 tahun kurungan penjara oleh Pengadilan Negeri Kota Cirebon di saat usianya baru menginjak 15 tahun.

Namun lantaran mendapatkan remisi potongan masa tahanan, akhirnya pada bulan April 2020 dia dinyatakan bebas bersyarat usai menjalani balasan penjara selama 3 tahun 8 bulan.

Beberapa waktu lalu, Saka pernah menyampaikan bahwa dirinya menjadi korban salah tangkap. Ia mengaku pada hari penangkapan itu, dirinya dimintai tolong untuk mengisikan bensin sepeda motor milik pamannya berjulukan Eka Sandi, salah satu pelaku nan ditetapkan polisi sebagai pembunuh Vina dan Eky.

"Jadi waktu sebelum penangkapan saya diminta tolong sama om saya (Eka Sandi) buat isiin bensin motor. Udah beres mengisi bensin, saya kembalikan motor ke om saya nan lagi nongkrong di dekat SMPN 11 Kota Cirebon," kata Saka, Sabtu (18/5).

Saat Saka mengembalikan sepeda motor milik pamannya, tanpa diduga terdapat personil polisi sudah berada di letak dan sedang mengamankan sejumlah orang berikut pamannya.

Lalu, sesampainya di Polres Cirebon Kota, Saka mengaku dibawa ke salah satu ruangan dan menerima sejumlah corak penganiayaan dari sejumlah oknum polisi nan memaksanya untuk mengakui sebagai pelaku pembunuh Vina dan Eky.

"Pas sampai di instansi polisi itu saya nggak ditanya, tahu-tahu saya langsung disiksa, dipukulin, diinjak-injak sampai disetrum. Dipaksa buat mengaku," ujarnya.

Saka membeberkan dirinya diperiksa selama kurang lebih satu minggu oleh pihak kepolisian dan dipaksa untuk mengakui terlibat pembunuhan Eky dan Vina.

"Saya diperiksa itu seminggu dan saya dipaksa mengaku jika saya ikut membunuh. Gimana saya mau ngaku, kejadian saja saya enggak tahu tapi saya terus dipaksa buat mengaku," tutur dia.

(dis/pta)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional