Prabowo Akan Putihkan Utang 6 Juta Petani dan Nelayan, Ini Respons Manajemen BSI dan BTN

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. alias BSI, Ade Cahyo Nugroho, angkat bicara merespons rencana Presiden Prabowo Subianto memutihkan utang enam juta orang petani dan nelayan. 

Ade menyambut baik perihal tersebut karena bisa jadi kesempatan perbankan untuk menambah jumlah nasabah. Pasalnya, pengguna nan mempunyai persoalan angsuran di masa lampau bisa jadi telah mengalami perbaikan.

“Kita tahu kan, ada banyak pengguna nan di masa lalu, entah lantaran cerita apa mengalami kesulitan membayar. Ini niat baik Pak Presiden baru untuk membuka kesempatan bagi mereka,” kata Ade dalam Indonesia Industry Outlook 2025 nan digelar secara daring, Kamis, 24 Oktober 2024.

Menurut Ade, pengguna nan mengalami persoalan pembayaran angsuran di masa lampau umumnya masuk ke daftar hitam alias black list. Sehingga, kata dia, tidak bisa mengakses jasa perbankan selamanya.

Pada forum nan sama, SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. alias BTN, Thomas Wahyudi, menilai perihal tersebut sebagai rencana baik. Terutama, untuk keberlangsungan ekonomi sebagian kalangan masyarakat.

“Ini membuka kesempatan baru bagi perbankan untuk tap market,” kata Thomas.

Sebelumnya, berita rencana publikasi Peraturan Presiden untuk pemutihan utang jutaan petani disebut oleh Hashim Djojohadikusumo pada Dialog Ekonomi Kadin berbareng Pimpinan Dewan Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Adik Prabowo itu berbicara Perpres ini sedang disiapkan oleh Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.

Iklan

Berdasarkan temuannya, Hashim mengatakan, jutaan petani dan nelayan tetap terbebani utang-utang lama akibat krisis moneter nan pernah terjadi di Indonesia. Ia menyebut, ada sekitar lima hingga enam juta petani dan nelayan nan mempunyai utang.

Ade menambahkan, pihak perbankan tentunya telah mempunyai sistem terperinci untuk mengetahui keahlian bayar nasabah. Selain itu, menurutnya recovery rate nasabah nan mengalami persoalan angsuran di masa lampau ini sudah sangat kecil.

“Jadi sudah nggak bisa kita apa-apain,” katanya. Sehingga, dia menilai rencana itu jadi potensi untuk menjaring konsumen potensial baru bagi perbankan.

Oyuk Ivani Siagian berkontribusi pada penulisan tulisan ini.

Pilihan Editor: Rekam Jejak Mari Elka Pangestu, Utusan Khusus Prabowo nan Pernah Didesak Mundur dari Kursi Mendag

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis