TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mengatakan bakal konsentrasi pada ketahanan daya dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk mendukung pembangunan serta kesejahteraan masyarakat. Fokus ini sejalan dengan pengarahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi.
Kementerian ESDM telah mengadakan rapat ketua untuk mendukung tercapainya swasembada energi. Dalam rapat tersebut, dibahas parameter keahlian utama nan perlu dicapai oleh pejabat Eselon I di Kementerian ESDM. Rapat ini bermaksud untuk memastikan setiap direktorat teknis dapat beraksi sesuai dengan pengarahan Presiden Prabowo
Yuliot mengatakan bahwa Kementerian ESDM bakal konsentrasi pada peningkatan lifting minyak nan saat ini berada di nomor sekitar 600.000 barel per hari. Mantan Wakil Menteri Investasi/BKPM itu menekankan pentingnya meningkatkan produksi minyak sesuai dengan sasaran nasional guna mendukung ketahanan energi.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) melaporkan capaian lifting minyak semester I 2024 mencapai 576 ribu barel alias BOPD. Angka itu lebih rendah dari sasaran nan ditetapkan dalam APBN tahun 2024, ialah 635 BOPD.
Selain itu, Yuliot menyampaikan bahwa Kementerian ESDM juga berencana untuk melakukan konversi kendaraan dari bahan bakar minyak (BBM) ke listrik. Dia menjelaskan bahwa langkah ini dapat membantu mengurangi konsumsi BBM.
"Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, konsumsi BBM bakal berkurang. Ini salah satu strategi krusial kita," kata Yuliot dalam keterangan resmi nan diterima Tempo pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Upaya lainnya untuk mengurangi konsumsi BBM adalah dengan mengoptimalkan program Bahan Bakar Nabati (BBN), nan saat ini berada pada level B35. Pemerintah berencana untuk meningkatkan campuran biodiesel menjadi B40, B50, hingga B60.
"Saat ini tetap di B35, tapi ada rencana untuk naik ke B40, B50, dan B60. Tentu perihal ini memerlukan kebijakan pendukung, termasuk mengenai bahan baku biosolar nan berasal dari kelapa sawit. Kita bakal mendorong pelaku upaya nan belum mengekspor produk sawitnya untuk memasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar," katanya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya sebagai presiden mengatakan bakal berupaya mencukupi kebutuhan daya nasional alias swasembada di bagian energi. Ia percaya dengan sumber daya nan ada saat ini, Indonesia bisa melakukan swasembada energi. Ia menilai Indonesia telah diberikan karunia oleh Tuhan dengan beragam kekayaan sehingga tidak perlu berjuntai kepada bangsa lain.
“Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain,” kata Prabowo dalam pidato pertamanya usai dilantik di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Oktober 2024.
Iklan
Selain itu, swasembada ini juga dilakukan melalui upaya menggunakan daya panas bumi alias geothermal. Menurutnya, Indonesia mempunyai persediaan nan cukup. Selain itu, tetap ada batu bara dan daya dari air nan sangat besar.
“Pemerintah nan saya pimpin kelak bakal konsentrasi untuk mencapai swasembada energi,” tuturnya.
Soal swasembada daya juga kembali ditekankan oleh Prabowo pada sidang kabinet paripurna perdana di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Hal ini dibutuhkan lantaran kondisi geopolitik dunia nan tetap tidak menentu sehingga kemandirian dari sisi daya dan pangan diperlukan oleh Indonesia agar dapat memperkuat di situasi nan tetap tidak menentu ini.
"Kita kudu swasembada pangan, itu prioritas dasar lantaran situasi global, perang besar, bisa pecah setiap saat. Kita kudu jamin keahlian kita memberi makan rakyat kita sendiri. Swasembada energi, mutlak," kata Prabowo saat itu.
Untuk swasembada pangan, Prabowo mengatakan Indonesia mempunyai sumber daya alam nan potensial dan sangat banyak. Potensi tersebut saat ini kudu bisa dimanfaatkan dengan bijak tanpa keragu-raguan lewat hilirisasi sumber-sumber tersebut.
Ia juga berambisi program hilirisasi juga bisa dilakukan oleh para jejeran kabinetnya agar dapat mewujudkan swasembada daya di Indonesia. Secara unik untuk hilirisasi mewujudkan swasembada energi, Prabowo menekankan tanggung jawab tersebut ada di beberapa Kementerian seperti Kementerian Investasi Hilirisasi, Kementerian Bappenas, hingga Kementerian ESDM.
Pilihan Editor: Terpopuler: Sritex Resmi Dinyatakan Pailit, Sri Mulyani Pamer Naik Hercules hingga Profil Kontroversial di Kabinet Prabowo