TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat perbankan Arianto Muditomo menganggap rencana Presiden Prabowo Subianto memutihkan utang enam juta petani dan nelayan kudu dibarengi pendataan nan baik dan tertib. Pasalnya, kata dia, perihal itu bakal berfaedah untuk meninjau riwayat angsuran andaikan nan berkepentingan mengusulkan pembiayaan kembali di masa mendatang.
"Data inilah nan berikutnya dapat diakses bank dan lembaga pembiayaan utk meninjau angsuran riwayat nan bersangkutan," kata Arianto kepada Tempo, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Arianto menilai kebijakan ini sebenarnya bisa berakibat positif bagi perekonomian. Penghapusan utang, kata dia, bakal membikin debitur dapat menjalankan usahanya secara lebih baik tanpa terbebani tanggungjawab masa lalunya. Namun, kondisi itu bertindak jika angsuran nan dihapus disebabkan kondisi lingkungan upaya dan ekonomi di masa lalu.
“Bukan lantaran itikad jelek debitur. Sayangnya, tidak mudah untuk menilai itikad debitur semacam ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, rencana publikasi Peraturan Presiden untuk pemutihan utang jutaan petani disebut oleh Hashim Djojohadikusumo pada Dialog Ekonomi Kadin berbareng Pimpinan Dewan Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Adik Prabowo itu berbicara Perpres ini sedang disiapkan oleh Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.
Berdasarkan temuannya, Hashim mengatakan, jutaan petani dan nelayan tetap terbebani utang-utang lama akibat krisis moneter nan pernah terjadi di Indonesia. Ia menyebut, ada sekitar lima hingga enam juta petani dan nelayan nan mempunyai utang.
Perihal jumlah lima hingga enam juta nelayan dan petani nan diestimasi Hasyim, Arianto menilai nomor itu masuk akal. Ia mengaku tidak mempunyai perincian datanya, bakal tetapi jika membandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia menurut Arianto jumlahnya rasional.
Iklan
Mereka nan mempunyai riwayat angsuran bermasalah, kata dia, tetap bisa mengakses jasa perbankan seperti pembayaran dan pengiriman duit namun tidak bisa mendapat pembiayaan.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. alias BSI, Ade Cahyo Nugroho menilai rencana pemutihan utang petani dan nelayan menjadi perbankan untuk menambah jumlah nasabah. Pasalnya, pengguna nan mempunyai persoalan angsuran di masa lampau bisa jadi telah mengalami perbaikan.
“Kita tahu kan, ada banyak pengguna nan di masa lalu, entah lantaran cerita apa mengalami kesulitan membayar. Ini niat baik Pak Presiden baru untuk membuka kesempatan bagi mereka,” kata Ade dalam Indonesia Industry Outlook 2025 nan digelar secara daring, Kamis, 24 Oktober 2024.
Pada forum nan sama, SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. alias BTN, Thomas Wahyudi, menilai perihal tersebut sebagai rencana baik. Terutama, untuk keberlangsungan ekonomi sebagian kalangan masyarakat.
Pilihan Editor: BRI Dukung Rencana Prabowo Putihkan Utang Petani dan Nelayan: Sudah Ditunggu-tunggu