TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Ebrahim Raisi, meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Ahad lalu. Lantas gimana nasib kerja sama minyak Indonesia dan Iran?
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan pembahasan investasi blok minyak Indonesia di Iran tetap tetap dilanjutkan. “Kerja sama nan sudah dibahas bakal terus melangkah sesuai rencana,” ujar Iqbal lewat pesan singkat, Rabu, 22 Mei 2024.
Ia mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Iran nan berjalan selama ini berkarakter government to government alias G to G dan business to business (B to B).
Karena itu kejadian meninggalnya Presiden Iran tidak bakal berpengaruh pada hubungan bilateral kedua negara. Meski demikian dia mengatakan pemerintah turut bersungkawa atas kejadian tersebut.
Sebelumnya pemerintah Indonesia melalui PT Pertamina berencana mengelola dua lapangan minyak di Iran ialah Ab Teymour dan Mansouri. Pemerintah Iran melalui National Iranian Oil Company (NIOC) pemerintah mengelola dua lapangan minyak tersebut dalam nota kesepahaman nan telah ditandatangani sejak 2016.
Namun perihal itu belum sempat dilaksanakan akibat embargo alias larangan perniagaan dari Amerika Serikat.
Iklan
Pertamina juga telah menyiapkan biaya untuk pengelolaan blok minyak di Iran. Namun Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan rencana tersebut tetap belum bisa terlaksana.
“Sejak terkena sanksi, statusnya tetap on hold,” ujarnya kepada Tempo, 22 Mei 2024.
Namun dia belum bisa memastikan akibat meninggalnya presiden Iran terhadap kelanjutan investasi blok minyak tersebut..
Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat