Produk Teknologi Informasi Indonesia Bukukan Potensi Transaksi Rp 146,45 Miliar di Innovex Taipei 2024

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Produk teknologi info dan komunikasi Indonesia membukukan potensi transaksi sebesar US$ 8,9 juta alias senilai Rp146,45 miliar per 11 Juni 2024 dalam pameran InnoVEX 2024. Pameran itu berjalan pada 4-7 Juni 2024 di Taipei Nangang Exhibition Center, Taipei, Taiwan.

Capaian transaksi itu berasal dari sesi pertemuan upaya seluruh peserta Paviliun Indonesia dengan 120 pembeli potensial. Para pembeli itu berasal dari jaringan individual dan pertemuan upaya langsung tanpa reservasi (walk in meeting).

“Potensi transaksi nan dihasilkan menunjukkan pasar Taiwan semakin meminati produk-produk TIK asal Indonesia,” kata Plt. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Mardyana Listyowati melalui keterangan tertulis, Selasa, 11 Juni 2024.

Selama empat hari, InnoVEX 2024 telah menarik visitor sebanyak 32.850 orang. Setiap perusahaan dikunjungi lebih dari 100 orang. Paviliun Indonesia menempati area seluas 60 m2. Sejumlah pelaku upaya nan hadir, ialah Crustea, Gamatechno Indonesia, Kazee Digital Indonesia, Manpro, Prieds, Privy, Prosa.ai, Qiwii, Quipster, Run System, SAT Nusa, dan Swayasa Prakarsa.

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei Iqbal Shoffan Shofwan menambahkan, Indonesia ikut serta dalam pameran ini lantaran InnoVEX 2024 disebut bisa menawarkan kesempatan untuk membuka pasar, membangun dan memperluas jaringan, hubungan bisnis, dan saluran distribusi, serta meningkatkan kesadaran, presentasi produk, dan penjualan.

Iklan

“Semoga produk teknologi info dan komunikasi Indonesia dapat lebih dikenal dan menjadi salah satu produk unggulan ekspor Indonesia di pasar Taiwan,” kata dia.

InnoVEX 2024 merupakan bagian dari aktivitas teknologi terbesar di Taiwan, ialah COMPUTEX nan sudah berjalan sejak 1981 dan disebut menjadi tolak ukur perusahaan teknologi informasi dan komunikasi dunia. Pameran InnoVEX 2024 menampilkan lebih dari 400 perusahaan rintisan (startup) nan berasal lebih dari 30 negara dan wilayah.

Pilihan Editor: Gaduh Boikot Produk Israel, PHRI Minta Pemerintah Klarifikasi dan Dialog dengan Masyarakat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis