TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos, meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu, setelah kapal nan dinaikinya berbareng timnya terbakar ketika mengisi BBM di Pelabuhan Regional Bobong Kabupaten Pulau Taliabu, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Seluruh penumpang speedboat Bela 72 berjumlah 33 orang, lima orang di antara meninggal termasuk Benny, 52 tahun.
Benny Laos cukup terkenal di Maluku Utara. Ia sebelumnya adalah Bupati Morotai (2017-2022), dan mencoba meraih posisi orang nomor satu Maluku Utara berpasangan dengan Sarbin Sehe, diusung koalisi 8 partai antara lain Nasdem, Demokrat, PKB, PAN, dan PPP.
Benny lahir di Ternate dan menghabiskan masa kecilnya di sana sampai lulus SMP. Setelah itu, dia dikirim ayahnya ke Malang untuk melanjutkan SMA di sana. Namun remaja keturunan Tionghoa ini hanya memperkuat satu semester lantaran kekurangan biaya.
Setelah itu, dia kembali ke Ternate dan bekerja pada abangnya nan sudah mempunyai toko. Dalam kitab otobiografinya "Jalan Hidup Benny Laos", dia menceritakan perjalanan hidupnya termasuk ketika berbareng kakaknya mendapat borongan menggarap rimba tanaman industri dari Barito Pacific.
Uang perjanjian berbobot besar mereka hambur-hamburkan akhirnya upaya mereka kandas dan bangkrut. Sang kakak pindah ke Ambon dan membuka upaya di sana. Tak berapa lama, Benny ikut ke Ambon dan mulai belajar menjadi kontraktor.
Dengan modal Rp2,5 juta hasil menggadaikan kalung ibunya, dia mulai upaya sebagai kontraktor bangunan. Sejak itu, pelan-pelan usahanya membesar. Kerusuhan antar-etnis 1999, membikin dia kembali ke Ternate dan kembali membuka upaya jasa konstruksi.
Usaha melangkah mulus dan dia mulai membuka upaya perkapalan, perkayuan dan kemudian membuka hotel Bela, nan merupakan hotel terbesar di Ternate. Kapal Bela 72 nan terbakar adalah miliknya.
Ketika pecah kerusuhan di Ternate pada 2001, dia sempat pindah ke Manado namun upaya di Ternate tetap jalan.
Karena tidak menyelesaikan SMA, dia akhirnya mengambil pendidikan Paket C di Manado. Pada 2009, dia masuk Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi dan meraih gelar Sarjana Hukum pada 2016
Insiden Kebakaran Kapal
Insiden kebakaran Speed Boat Bela 72 nan membawa rombongan calon Gubernur Maluku Utara Benny Laos di Pelabuhan Regional Bobong, Desa Bobong Kecamatan Taliabu Barat Kabupaten Pulau Taliabu terjadi pada Sabtu 12 Oktober 2024, sekitar pukul 14.05 WIT.
Budi, seorang anak buah kapal (ABK) Bella 72 bercerita, sebelum kejadian terjadi ada dua orang nan tidak dikenal sempat naik ke atas Speedboat untuk meminta kaos. Namun dua orang itu kemudian turun sesaat Benny Laos bakal menaiki Speed Boat.
Iklan
“Iya ada dua orang nan naik ke atas speed, satu tinggi, satu hitam. Cuma saya tidak kenal, lantaran pakai masker. Mereka minta baju kaos. Tapi mereka turun saat Pak Benny Laos menuju speedboat,”kata Budi dalam rekaman nan diterima Tempo Ahad 13 Oktober 2024.
Budi mengungkapkan, sebelum kebakaran terjadi, didahului ledakan di bagian belakang Speedboat Bella 72. Ledakan itu muncul tak lama setelah Benny Laos dan rombongan masuk Speedboat dan sejumlah ABK menarik selang usai mengisi bahan bakar minyak.
“Ledakan terjadi dari belakang kamuka (pertama), tapi bukan dari lubang BBM. Kalau meledak di lubang BBM semua orang pasti mati. Sudah selesai. Tapi ini tidak. Beda. selama saya membawa speedboat ini saya belum pernah dapat kejadian seperti ini. Kalau ada kebakaran tapi tidak sampai meledak,”ujar Budi.
Ia mengungkapkan saat pengisian bahan bakar minyak berlangsung, Benny Laos dan rombongan sebenarnya sedang tidak berada dalam speedboat melainkan berada pelabuhan. Benny Laos baru naik ke atas speedboat setelah proses pengisian bahan bakar minyak selesai, dan ABK tinggal menarik selang. Tapi sebelumnya Benny Laos sempat meminta proses pengisian bahan bakar minyak dipercepat.
“So tara enak (tidak enak) jadi saya kasih lambat. Pak Benny Laos ngotot, minta cepat. Bapak so marah-marah. Tapi waktu itu BBM tinggal di selang. Sudah selesai pengisian,” kata Budi.
Kepolisian Daerah Maluku Utara berbareng Satreskrim Polres Pulau Taliabu telah memeriksa sembilan orang saksi dalam kasus terbakarnya speedboat nan mengakibatkan enam orang meninggal dunia, termasuk calon gubernur Maluku Utara Benny Laos.
"Untuk penanganan terbakarnya speedboat ditumpangi rombongan cagub Malut Benny Laos saat kampanye di Pulau Taliabu dengan melakukan langkah-langkah mengamankan TKP melalui pemasangan police line, pemeriksaan saksi di TKP dan tercatat sembilan orang telah menjalani pemeriksaan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Maluku Utara Komisaris Besar Polisi Asri Effendy saat konvensi pers penanganan kasus terbakarnya speedboat cagub Malut di Pulau Taliabu, Minggu.
Selain itu, untuk penanganan kasus ini, kata Asri, polisi juga melakukan wawancara dengan saksi lain. Personel Ditreskrimum Polda Maluku Utara diterjunkan ke Taliabu untuk membantu personel polres dalam pemeriksaan dan pendampingan terhadap tugas-tugas Satreskrim Taliabu.
Asri nan didampingi Kabid Humas Polda Malut Kombes Polisi Bambang Suharyono menyatakan Polri juga menurunkan tim Puslabfor sebanyak tiga personel, tiga orang dari Puslabfor Polda Sulawesi Utara serta keterangan mahir atas penyebab kebakaran itu.
"Polda Malut berambisi melakukan investigasi secara cepat, transparan dan maksimal untuk mendapatkan keterangan saksi dan perangkat bukti berupa elektronik agar dapat mengungkap kebenaran dalam kasus di kembali terbakarnya speedboat Bella 72 itu," ujarnya seperti dikutip Antara.
Budhy Nurgianto berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor Boeing PHK 17 Ribu Karyawan, Urusan dengan Kecelakaan Lion Belum Selesai