TEMPO.CO, Jakarta - Muncul seruan di situs petisi online change.org agar Budi Arie mundur dari jabatannya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika lantaran dinilai kandas mengatasi peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, hingga berakibat pada ratusan kementerian dan lembaga penggunanya.
Budi Arie belum mengeluarkan tanggapan atas seruan dari SAFEnet, nan diunggah 26 Juni 2024 tersebut. Sampai Senin malam, 1 Juli 2024, sudah lebih dari 18.500 orang mendukung petisi dengan sasaran minimal 25 ribu suara.
“Pak Menteri, cukuplah semua kelalaian ini. Jangan jadikan info pribadi kami sebagai tumbal ketidakmampuan Anda. Mundurlah!,” tulis SAFEnet dalam petisinya di change.org.
Nama Budi Arie banyak mendapat sorotan akhir-akhir ini. Hal itu lantaran maraknya gambling online dan kemudian peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 nan menyebabkan ratusan kementerian dan lembaga negara kehilangan info mereka. Terparah adalah Imigrasi nan tidak bisa melayani penduduk selama beberapa hari sejak serangan 24 Juni 2024.
Ketika Kementerian Kominfo sedang sibuk memberantas ribuan situs gambling online, tiba-tiba ada serangan siber ke PDNS 2 nan berpusat di Surabaya. Tak kurang dari 282 lembaga nan terimbas kejadian ini.
Ada 44 lembaga nan siap untuk melakukan pemulihan data, sementara sisanya tetap dalam proses. Namun baru lima lembaga telah melayani kembali masyarakat setelah melakukan migrasi data.
Siapa Budi Arie. Banyak nan mengaitkan kedudukan sebagai Menkominfo adalah sebagai jawaban atas support fanatiknya kepada Presiden Jokowi melalui Projo alias Pro-Jokowi, golongan pendukung Jokowi.
Mantan wartawan ini sebenarnya bukan orang nan ujug-ujug muncul di gelanggang politik. Ia sebelumnya aktif di partai politik termasuk menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI pada 2005-2010, dan Wakil Ketua PDIP DKI.
Budi Arie Setiadi lahir di Jakarta pada 20 April 1969. Budi mengenyam pendidikan sekolah dasarnya di SD Marsudirini Koja, Jakarta. Setelah lulus, Budi melanjutkan ke SMP Marsudirini Koja Jakarta. Kemudian pada 1988, dia berguru di Kolese Kanisius Jakarta.
Usai lulus SMA, dia kuliah di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Selama berkuliah, Budi Arie mempunyai kiprah cukup panjang sebagai aktivis di antaranya menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI 1994 dan Presidium Senat Mahasiswa UI 1994-1995.
Iklan
Dia juga mendirikan Forum Studi Mahasiswa dan Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM) UI. Ia juga merupakan Ketua ILUNI UI Jakarta pada 1998-2001, mendirikan Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) dan Masyarakat Profesional Indonesia (MPI).
Budi Arie juga aktif di bumi jurnalistik. Dia pernah menjadi redaktur pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI pada 1993-1994. Kemudian saat Reformasi bergolak pada 1998, Budi Arie juga menginisiasi surat berita kritis, Bergerak. Ia mengelola jenis minggu Media Indonesia pada 1994-1996. Ia ikut dalam pendirian Mingguan Ekonomi Kontan dan menjadi jurnalisnya sejak 1996 hingga 2001. Pada 2008-2009, dia menjadi Pemimpin Umum Tabloid Bangsa.
Dikutip dari Kemendesa.go.id, Budi Arie telah menerbitkan dua bukunya nan berjudul Menjemput Takdir Sejarah (2015) dan Berubah Demi Rakyat (2004).
Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Budi mendirikan Projo untuk mendukung Jokowi. Projo didirikan pada Agustus 2013 dan di saat nan berbarengan Budi Arie menjabat sebagai Ketua Umum Projo periode 2013-2014.
Budi Arie menggalang aspirasi dan support bagi Jokowi sebelum PDIP secara resmi mendeklarasikan pencalonannya. Organisasi ini tetap konsisten dalam mendukung Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019.
Budi Arie kemudian dilantik oleh Jokowi sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) pada 25 Oktober 2019. Puncak pekerjaan politik Budi Arie Setiadi terjadi ketika dia ditunjtuk sebagai Menkominfo menggantikan Johnny G Plate nan terjerat kasus dugaan korupsi pengadaan Menara BTS 4G BAKTI.
Dia dilantik oleh Presiden Jokowi pada Senin, 17 Juli 2023 di Istana Negara, Jakarta.
HATTA MUARABAGJA | KAKAK INDRA PURNAMA | TIKA AYU | M JULNIS FIRMANSYAH | ANDIKA DWI