Profil Jonan Ketua Penyambutan Paus Fransiskus, Menyulap Wajah Kumuh Kereta Api dalam 5 Tahun

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Ignasius Jonan menjadi sosok krusial dalam kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia, 3-6 September 2024. Mantan Dirut PT Kereta Api ini didapuk menjadi panitia penyambutan pemimpin Umat Katolik sedunia itu.

Sosok lulusan Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya ini sebelumnya dikenal sebagai Dirut PT Kereta Api, nan sukses mengubah total wajah perkeretaapian di Indonesia. Memimpin perusahaan warisan Belanda selama lima tahun dari 25 Februari 2009 – 27 Oktober 2014, dia menjadikan pikulan massal di atas rel ini tak kalah dari negara maju sekelas Jepang alias Jerman.

Mungkin Anda tetap ingat ratusan penumpang KRL Jabodetabek nan duduk di atas genting kereta setiap pagi dan petang di hari kerja. Atau penumpang masuk gerbong lewat jendela saat puncak arus mudik lebaran.

ARSIP 2011: Penumpang berebut menaiki KRL ekonomi tujuan Bogor di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan. TEMPO/Eko siswono Toyudho

Atau untuk penduduk Jakarta nan sering lewat Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, sebelum Jonan memimpin. Stasiun moderen nan dibangun dengan support Jepang itu, penuh dengan pedagang menggelar keranjang buah. 

Stasiun dari nan di Gambir sampai di pelosok Gampingrejo, Kediri, Jawa Timur, sekarang bersih, rapi. Hanya penumpang bertiket dan petugas nan bisa masuk. Padahal pada tahun-tahun sebelum 2009, pemandangan pedagang asongan menawarkan makanan alias pengamen berseliweran di dalam gerbong sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Jakarta.

Di tangan Jonan, hal-hal jelek tentang kereta api dengan sigap hilang. Di Majalah Tempo edisi 4 Juni 2012, Jonan mengatakan nan dia lakukan sebenarnya hanya menghidupkan kembali prinsip dasar bisnis: pelayanan bagus, pengguna senang, mereka datang lagi dan kereta api untung.

KAI bukan rahasia lagi, memanggul banyak beban sejak dulu. Dari terbatasnya subsidi hingga ekspektasi masyarakat bakal pelayanan prima dengan nilai murah. Juga warisan problem masa lau: korupsi, pengadaan peralatan tanpa transparansi dan lain-lai, katanyan.

"Jabatan ini saya terima dalam paket utuh. Jadi saya bakal meneruskan nan baik dan membereskan nan buruk," katanya.

Iklan

Arek suroboyo ini mengubah orientasi organisasi dari product oriented ke costumer focused. “Kami berupaya membikin pengguna lebih bahagia. Tapi dia juga dikritik, “kenapa KAI jadi komersial?"

Ketika masuk sebagai dirut, dia membawa kepentingan pengguna lantaran biasa naik kereta api dari umur 7 tahun. “Saya masuk sebagai pelanggan. Orang bilang ini hanya teori. Tapi nomor nan bicara," katanya dan menunjuk total pendapatan PT KAI selama 3 tahun sejak 2000-2002 Rp5,73 triliun. Pada 2011, nomor Rp5,3 triliun dicapai dalam setahun.

Selepas dari Dirut PT Kereta Api pada 2014, dia dipilih Presiden Jokowi sebagai Menteri Perhubungan (2014-2016), lampau Menteri ESDM (2016-2019).

Setelah itu, dia menduduki kedudukan di perusahaan swasta antara lain sebagai komisaris di Sido Muntjul dan Unilever.

MAJALAH TEMPO

Pilihan Editor Absen di Pemerintahan Jokowi dan Dihidupkan Lagi Prabowo, Ini Sejarah Kementerian Perumahan Rakyat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis