INFO BISNIS – Siti Samsiah adalah pemilik upaya pembuatan set perabotan rumah tangga berbahan dasar kayu seperti kusen pintu, jendela meja, dan lain-lain. Lokasi usahanya di wilayah Duren Tiga, Jakarta Selatan.
“Ini upaya turunan dari orang tua saya, sudah 42 tahun berjalan. Saya meneruskan 20 tahun terakhir semenjak orang tua saya meninggal,” ujarnya.
Untuk mengembangkan usaha, Siti memanfaatkan produk pinjaman KeCe (Kredit Cepat) dari Bank Rakyat Indonesia alias BRI.
“Pinjaman KeCe sangat membantu saya untuk mengembangkan usaha, bisa menambah modal untuk membeli tambahan bahan baku. Saya berterima kasih banget,” ujarnya. KeCe adalah program pinjaman berdikari dari Bank BRI untuk upaya ultra mikro. Nominal pinjaman KeCe berkisar dari Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta.
Siti bercerita, awalnya dia mendapatkan pinjaman sebesar Rp 8 juta, digunakan untuk membeli bahan kayu. Satu bulan setelahnya, omzet Siti mencapai Rp10 juta. Menurut dia, proses pinjaman melalui program KeCe sangat sigap dan persyaratannya tidak ribet.
Adapun persyaratan mengusulkan angsuran ini, pengguna bisa datang ke instansi BRI alias secara online lewat BRISPOT Micro dan SenyuM Mobile alias lewat AgenBRILink. Syarat berikutnya, mempunyai upaya minimal melangkah satu tahun, tidak sedang dibiayai lembaga keuangan/koperasi, dan mempunyai izin upaya alias keterangan upaya dari lembaga pemerintah serta surat keterangan upaya dari penyalur.
Iklan
Sebelumnya, pada BRI Microfinance Outlook nan diselenggarakan 7 Maret 2024 nan lampau Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengaku senang dengan perkembangan jumlah pengguna setelah adanya pembentukan Holding Ultra Mikro nan mensinergikan tiga entitas, BRI, PNM dan Pegadaian.
Jokowi mengatakan pengguna ultra mikro (UMi) nan tadinya hanya 8,2 juta pengguna dan pengguna Mekaar telah mencapai 15,2 juta. Padahal, Jokowi mengatakan nasabah Mekaar pada 2015 hanya mencapai 400.000 nasabah.
Terkait dengan perihal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa perseroan bakal terus berkomitmen untuk terus melakukan pemberdayaan terhadap UMKM, termasuk ultra mikro.
Langkahnya antara lain dengan menyediakan kesempatan pendanaan, khususnya pada pelaku upaya Ultra Mikro (UMi) nan relatif belum terjangkau pada akses finansial formal, sebagai upaya penguatan ketahanan ekonomi dan sosial.
“Melalui Holding Ultra Mikro, BRI berbareng dengan Pegadaian dan PNM telah menyediakan jasa finansial nan terintegrasi dan memastikan pengguna ultra mikro dapat naik kelas dalam satu ekosistem utuh dengan konsep empower, integrate, dan upgrade. Hasil dari holding alhamdulillah telah menjangkau pengguna pinjaman 44 juta UMKM, dan 173 juta pengguna simpanan/tabungan,” tutur Sunarso. (*)