TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kehutanan Kabinet Merah Putih, Raja Juli Antoni, mengatakan bakal bertanggung jawab terhadap potensi-potensi kebocoran anggaran di Kementerian Kehutanan. Pasalnya, perihal tersebut sudah menjadi pesan dari Presiden Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo sering, dengan retorika nan meyakinkan, mengatakan banyak kebocoran-kebocoran di kementerian-kementerian," ujarnya saat ditemui usai serah terima kedudukan di KLHK, Selasa, 22 Oktober 2024.
Menurut Raja Juli, dengan tidak adanya kebocoran, potensi nan dimiliki oleh rimba bakal menjadi landasan untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, sebagai menteri, dia bakal melakukan transparansi info melalui transformasi digital.
"Semakin sebuah lembaga dapat diaudit, dapat diakses oleh publik dengan teknologi nan paling mutakhir, tentu kebocoran itu dapat kita antisipasi," katanya.
Raja Juli resmi menjadi Menteri Kehutanan usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan pada Senin, 21 Oktober 2024. Ia juga telah melakukan serah dan pisah sambut kepada Menteri Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) dan Menteri Kehutanan di KLHK, Selasa, 22 Oktober 2024.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan shopping negara (APBN) sering mengalami kebocoran. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pejabat pemerintah, baik wilayah maupun pusat, nan tidak menjalankan amanah dengan baik.
"Terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan, kolusi di antara para pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha nan nakal, nan tidak patriotik," ujar Prabowo saat menyampaikan pidato pertama sebagai Presiden RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 20 Oktober 2024.
Iklan
Menurut Prabowo, akibat kebocoran anggaran tersebut, banyak masyarakat nan tidak sejahtera. Ketua Umum Gerindra ini memberikan rincian seperti nomor kemiskinan nan tetap tinggi dan melimpahnya anak pelajar nan berangkat sekolah tanpa sarapan.
"Kita tetap memandang sebagian saudara-saudara kita nan belum menikmati hasil kemerdekaan," imbuhnya.
Karena itu, sebagai pemimpin pemerintahan sampai tahun 2029, Prabowo mengatakan tidak bakal takut memandang realita tersebut. Ia juga tidak bakal sigap puas dengan angka-angka statistik nan menunjukkan tren kemajuan. Baginya, perihal tersebut belum sungguh-sungguh memandang gambaran utuh dari masalah nan ada di Indonesia.
"Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia tetap terlalu besar? Apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak nan kurang gizi, banyak rakyat nan tidak dapat pekerjaan nan baik?" kata Prabowo.
Pilihan Editor: Survei: 1 dari 3 Gen Z Akses Pinjol, Mayoritas untuk Beli Gadget Terbaru