Rapat Tertutup, DPR Ingatkan BIN Tak Jadi Alat Pemenangan Pilkada

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar rapat perdana secara tertutup dengan Komisi I DPR untuk membahas program 100 hari di bawah Kabinet Merah Putih, Senin (4/11).

Anggota Komisi I DPR, Yoyok Riyo Sudibyo mengungkap rapat salah satunya membahas dan melakukan pemetaan terhadap sejumlah wilayah nan dianggap rawan pada Pilkada nan bakal digelar 27 November mendatang.

Yoyok juga menegaskan bahwa BIN tidak bakal menjadi perangkat pemenangan partai alias calon tertentu di Pilkada.

"Tadi sudah disampaikan bahwa BIN tidak menjadi cerobong untuk pemenangan dari sebuah partai alias perseorangan. Jadi BIN tetap tunduk alim perintah dari Presiden," kata Yoyok usai rapat.

Pada kesempatan itu, dia juga mengungkap sejumlah wilayah nan dianggap rawan pada Pilkada nanti. Yoyok mengungkap beberapa wilayah nan bakal menjadi perhatian antara lain, Papua, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Aceh.

"Kerawanan untuk Pilkada sendiri tadi sudah ada plotting-nya. Sudah ada plotting-nya ada di Papua, kemudian ada di Jawa Timur, ada nan nyampaikan di Jawa Tengah, ada nan nyampai di Aceh," katanya.

Sementara itu, personil Komisi I DPR sekaligus Ketua MPR nan ikut datang dalam rapat, Ahmad Muzani mengungkap rapat tersebut membahas sejumlah program prioritas untuk 100 hari BIN.

Namun, rapat kata Muzani juga membahas upaya pengamanan selama Pilkada nanti. Dia mengungkap bahwa pihaknya memetakan tingkat kerawanan mulai dari kecil, sedang, hingga tinggi. Tingkat kerawanan itu menurut dia didasarkan salah satunya pada rekam jejak masa lampau mengenai kondisi sosial masyarakat.

"Tadi disampaikan dan kepala BIN mengatakan bahwa sebagai Intel negara dia bakal terus berkoordinasi dengan lembaga negara dan penegak norma lainnya yakni, Polri dan TNI agar info intelijen bakal aktif untuk disampaikan kepada lembaga-lembaga tersebut agar sebagai garis depan polisi dan suport TNI agar lebih tepat sasarannya," katanya.

(thr/kid)

[Gambas:Video CNN]