Rektor Unair Klaim Tak Batasi Kebebasan Akademik, Ingatkan Status PNS

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surabaya, CNN Indonesia --

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Nasih mengaku tak membatasi kebebasan akademik dan beranggapan di kampusnya. Tapi dia mengingatkan soal status Pegawai Negeri Sipil (PNS) nan melekat kepada dekan alias tiap pejabat di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Hal ini dikatakan Nasih di tengah polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Prof dr Budi Santoso, usai menolak kehadiran master asing di Indonesia. Belakangan, Budi telah kembali diangkat jadi dekan oleh Nasih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita itu kan punya banyak peran, kita juga punya banyak fungsi, itu nan menurut saya kudu kita bener-bener komitmeni. Kapan sebagai bapak, kapan sebagai suami, kapan sebagai istri, kapan sebagai pejabat nan kebetulan juga PNS pada PTN," kata Nasih di Kampus C Unair, Surabaya, Selasa (9/7).

Nasih mengaku tak membatasi pendapat alias apapun nan dilontarkan civitas academica Unair. Namun dia mengingatkan ada koridor nan kudu dipatuhi para pegawai di Unair nan berstatus PNS.

"Kapan juga sebagai seorang profesor, kapan juga sebagai dokter, itu nan kudu di itu dipahami. Sehingga tolong kita tidak membatasi apapun sebagaimana profesinya, tapi kudu dipahami bahwa ada koridor," ucapnya.

Ia pun menganalogikan, koridor itu seperti patokan melepas dasar kaki di masjid. Regulasi itu bukan berfaedah batasan, tapi itulah perihal kudu dipatuhi setiap orang.

"Kalau jenengan (anda) masuk ke masjid, sandalnya tetep dibawa masuk, itu kan bukan membatasi kebebasan. Tapi, patokan di masjid kudu melepas sandal. Itu saja, nan kudu kita hati-hati," ucapnya.

Sementara di kampus, kata Nasih, tiap dosen, pengajar, guru besar hingga dekan nan berstatus sebagai PNS, haruslah mengikuti patokan kedisiplinan kepegawaian.

"Artinya ikuti patokan di disiplin kepegawaian dan lain-lain. Silakan dibaca jenengan yang tahu, tafsirnya media itu luar biasa," ucapnya.

Meski demikian, Nasih mengaku tak membatasi kebebasan civitas academica Unair untuk beranggapan dan melakukan kritik. Termasuk kritik terhadap kebijakan pemerintah. Asal, tegasnya, perihal itu berkarakter akademis.

"Ada nan namanya mimbar akademik, silakan saja mimbar akademik itu di mana posisinya. Jangan lupa Unair itu setahun punya 3.500 publikasi (jurnal) nan itu kebebasan akademisi kita, dan mungkin di dalamnya juga banyak macem isi-isinya, enggak ada masalah, enggak ada nan bredel, bebas saja, asal sekali  lagi sifatnya akademik," katanya.

[Gambas:Video CNN]

Sementara dalam konteks kasus pencopotan Budi dari posisi Dekan FK, Nasih mengatakan, perihal itu bukanlah corak memberangus kebebasan akademik.

"Loh saya tidak bicara tentang akademik, saya enggak nyentil soal akademik, saya hanya bicara beliau (Budi) sebagi dekan di FK Unair, di PTN, dan beliau PNS. Itu saja yanh kami amankan, kami selamatkan. Kalau enggak kelak bahaya," pungkasnya.

Seperti diketahui, Dekan FK Unair Prof dr Budi Santoso dipecat dari jabatannya usai menolak rencana kehadiran master asing ke Indonesia, Rabu (3/7).

Namun kini, Rektor Unair Prof M Nasih mengaku telah kembali mengangkat Budi menjadi Dekan FK, Selasa (9/7). Tapi dia tetap merahasiakan argumen dan dasar pemecatan tersebut.

(frd/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional