Rencana Prabowo Ubah BUMN Jadi Super Holding, Pengamat: Pisahkan Dulu Fungsinya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mewacanakan bakal merombak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Temasek Holdings Singapura alias Khazanah Malaysia. Pengamat BUMN dari Datanesia Institute, Herry Gunawan, mengatakan pemerintah mendatang kudu memisahkan kegunaan keahlian jika mau mengubah lembaga BUMN.

Menurutnya, pemisahan kegunaan itu agar pemerintah dapat membedakan keahlian BUMN nan diperuntukkan untuk untung upaya dengan kegunaan sosial. Gunawan mengatakan, perihal tersebut agar dua kegunaan itu dapat menjadi aktivitas untuk menanamkan modal di pemerintahan mendatang. "Yang perlu diperhatikan oleh Pak Prabowo, jika dia mau mau lakukan benchmarking seperti itu (Temasek Holdings), dia kudu berpikir untuk memisahkan antara BUMN nan keuntungan dengan BUMN nan mempunyai kegunaan sosial," ujar Herry Gunawan ketika dihubungi pada Ahad, 13 Oktober 2024.

Lebih lanjut, dia menyarankan pemerintah tak menjadikan BUMN sebagai perseroan terbatas saat memfokuskannya sebagai kegunaan sosial. Sehingga, lebih baik kegunaan sosial dikembalikan ke Badan Layanan Umum (BLU), agar tidak memikirkan keuntungan. "Jadi BUMN nan mempunyai kegunaan sosial, jangan dijadikan PT, bubarkan aja PT-nya, tapi kembali ke BLU, Badan Layanan Umum itukan seperti instansi buletin Antara enggak perlu nyari profit, tapi kegunaan sosialnya berjalan," kata dia.

Menurut Gunawan, saat kegunaan keahlian sudah dipisah, lembaga nan statusnya menjadi BLU bisa ditempatkan di bawah kementerian. Jika perihal itu dilakukan, menurut Herry, wacana perombakan BUMN nan bakal dilakukan oleh Prabowo dapat melangkah optimal. "Kalau dia (BUMN) ke BLU, kemudian jika perlu tambah aja dia (BLU) di bawah kementerian gitu, jadi bakal mendukung program kementerian misalnya gitu," tutur Gunawan. 

Sementara itu, dikutip dari laman resmi milik Temasek Singapura, perusahaan itu telah berdiri sejak 1974. Menteri Keuangan pertama Singapura, Goh Keng Swee, adalah pencetus didirikannya lembaga itu. 

Iklan

Kala itu pemerintah Singapura merasa perlu untuk memisahkan tata kelola dari manajemen bisnis. Hal tersebut bermaksud agar pemerintah dapat berfokus pada peran utamanya, ialah membikin kebijakan dan regulasi. “Jelas bukan tugas pemerintah untuk menjalankan perusahaan-perusahaan seperti itu, sehingga Temasek didirikan untuk mengambil alih dan mempunyai sekitar 35 perusahaan dan beragam investasi," ujar Goh Kong Swee dikutip laman resmi Temasek nan telah diterjemahkan dari bahasa Inggris ke Indonesia.

Adapun portofolio Temasek mencakup beragam industri dibidang transportasi; jasa keuangan; telekomunikasi; media dan teknologi; konsumen dan real estate; pengetahuan kehidupan dan pertanian pangan. Selain itu, sebagian besar investasi nan diciptakan lembaga itu berbentuk ekuitas nan dimiliki oleh pemegang saham.

Pilihan editor: Neraca Dagang RI Surplus USD 3,26 Miliar, Kepala BKF Sebut Hilirisasi Menunjukkan Hasil Positif

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis