RI Kerja Sama dengan Uni Emirat Arab untuk Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Sedang Trending 2 jam yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menandatangani Memorandum Saling Pengertian berbareng Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Uni Emirat Arab (PEA) Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei. Penandatangan memorandum itu adalah corak kerja sama dalam memperkuat hubungan bilateral di sektor daya khususnya pengembangan Energi Baru dan Terbarukan alias EBT.

Kedua negara sepakat memperluas cakupan kerja sama mulai berbagi pengetahuan mengenai dengan kebijakan, strategi dan peraturan, membuka kesempatan pembiayaan dalam proyek Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS) dan pengembangan teknologi inovatif untuk biofuel dan hidrogen, serta meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam bagian energi.

Bahlil mengatakan bahwa pentingnya memorandum ini bagi kedua negara adalah untuk saling meninjau pengalaman satu sama lain dalam rangka mendukung pembangunan sektor daya dan sumber daya mineral secara global.

"Kami percaya, dengan sinergi nan apik, Indonesia dan PEA dapat menjadi pionir dalam mentransformasi daya global," kata Bahlil dikutip dalam keterangan resmi. Penandatangan ini berjalan  di sela-sela kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berjumpa Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan, di Abu Dhabi, PEA, Sabtu 23 November 2024. 

Menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, Indonesia dapat mengakselerasi pengembangan sektor daya dengan memanfaatkan teknologi inovatif dan pengelolaan sumber daya mineral secara berkepanjangan melalui support PEA. Hal ini juga termasuk dalam program Asta Cita nan dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Bahlil menyatakan, nota kesepahaman itu tidak hanya mempererat persahabatan, tetapi juga menciptakan solusi konkret dalam mengatasi tantangan daya di dalam negeri dan global.

Lebih jauh, Bahlil menyatakan bahwa kerja sama ini juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara badan upaya kedua negara, khususnya dalam pengelolaan rantai pasok mineral, termasuk pengolahan terintegrasi di sektor midstream, downstream, serta manufaktur.

"Kolaborasi ini merupakan bagian dari pengembangan EBT, termasuk inisiatif dekarbonisasi, pengurangan emisi, dan pengembangan aktivitas migas meliputi hulu dan hilir dengan mendorong teknologi dan penemuan rendah emisi," kata Bahlil. 

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis