TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Roatex Indonesia Toll System (RITS) Renaldi Utomo mengatakan proyek sistem pembayaran jalan tol non-tunai nirsentuh tanpa setop alias Multi Lane Free Flow (MLFF) telah menelan anggaran investasi lebih dari Rp2 triliun. Dana tersebut digelontorkan sepenuhnya menggunakan pajak dari masyarakat Hungaria.
Sebagai informasi, MLFF ini merupakan proyek nan melibatkan investasi langsung dari Hungaria senilai US$300 juta alias Rp4,74 triliun (dalam kurs Rp15.774).
"Terpakai berapa mungkin sampai saat ini separuh lebih sedikit," ujarnya dalam press conference nan diadakan di Ballroom Kempinski, Rabu, 6 November 2024.
Renaldi mengatakan sistem untuk menerapkan MLFF ini sudah berada di Indonesia. Karena itu, RITS sudah siap untuk menjalankan teknologi tersebut. Hanya saja tetap menunggu pengarahan dari Pemerintah Indonesia untuk menerapkannya.
"Kami sebenarnya sudah ready gitu, sistemnya sudah ready, tinggal kelak mau diterapkan di mana dan kapan itu tombol hijaunya ada di pemerintah Indonesia," katanya.
Sebagai informasi, penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Hungaria tercatat sejak 2021. Namun hingga saat ini kelanjutan penerapan MLFF tetap belum menemukan titik terang.
Presiden ketujuh Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2024 tentang Jalan Tol pada 20 Mei 2024. Regulasi tersebut mengatur transaksi soal MLFF. Proyek ini juga telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) nan diharapkan dapat melancarkan transaksi di jalan tol dan mengurangi kemacetan.
Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Lilla Karsay, menyatakan bahwa biaya sebesar US$300 juta untuk MLFF bukanlah jumlah nan sedikit. Hingga saat ini, Pemerintah Hungaria tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek tersebut tanpa menarik kembali investasi nan telah digelontorkan.
Menurut Lilla, kelanjutan MLFF juga bakal berpengaruh pada hubungan bilateral antara Indonesia dan Hungaria, sehingga perihal ini kudu dipertimbangkan secara matang. Namun, bisa saja terjadi skenario terburuk nan membikin Hungaria mengambil keputusan untuk pergi tanpa mengimplementasikan proyek sama sekali.
"Hubungan diplomatik antara kedua negara adalah sesuatu nan perlu dipertimbangkan, lantaran pilihan untuk tidak melaksanakan proyek ini bukanlah nan diinginkan oleh siapa pun," katanya.
Lilla menyadari betul terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi dan perbedaan budaya antara kedua negara. Namun menurutnya, Hungaria adalah negara nan selalu menepati janji dan bakal melanjutkan komitmen nan sudah terjalin hingga selesai.
Lebih lanjut, Dubes Hungaria menyebut bahwa instansi Roatex, perusahaan Hungaria nan bertanggung jawab atas proyek ini, tetap beraksi di Indonesia. Kehadiran perwakilan Roatex di Jakarta bisa menjadi referensi bahwa Hungaria tetap berkomitmen dan tidak mempunyai niat untuk mundur dari proyek tersebut.
"Jadi, kami tidak mundur, dan kami beriktikad untuk melaksanakan proyek ini. Hungaria sangat berambisi untuk menyelesaikan ini," imbuhnya.
Artikel ini terbit di bawah titel Roatex Indonesia Sebut Proyek MLFF Sudah Telan Anggaran Sebesar Rp2 Triliun