Rupiah Diperkirakan Melemah hingga Rp16.330 per Dolar AS

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada Selasa, 11 Juni 2024. "Mata duit rupiah naik turun namun ditutup melemah di rentang Rp16.270 - Rp16.330," kata dia seperti dikutip dalam keterangan nan diterima Tempo.

Senin kemarin, indeks dolar ditutup menguat. Nilai tukar rupiah melemah 87 poin ke level Rp16.282 per US$. Menurut Ibrahim, penguatan dolar melanjutkan penguatan dari hari Jumat, setelah laporan non-farm payrolls nan kuat menunjukkan para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku kembang pada bulan September.

Pasar saat ini konsentrasi pada pertemuan Fed mendatang, dengan keputusan suku bunga bakal dirilis pada Rabu. Bank sentral diperkirakan mempertahankan suku kembang tetap stabil. "Namun, isyarat apa pun mengenai kebijakan di masa depan bakal diawasi dengan ketat, terutama setelah tanda-tanda ketahanan inflasi AS dan pasar tenaga kerja AS baru-baru ini."

Sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan bahwa bank sentral bakal mempertahankan suku kembang tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi nan tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja. Data non-farm payrolls nan kuat pada Jumat lalu, 7 Juni 2024, kata Ibrahim, memperkuat pendapat ini. 

Sebelum keputusan Fed pada Rabu, 12 Juni 2024, info inflasi indeks nilai konsumen utama pekan ini diperkirakan menunjukkan inflasi tetap jauh di atas sasaran tahunan The Fed, ialah 2 persen pada bulan Mei.

Iklan

Dari dalam negeri, utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2025 mendatang mencapai Rp800,33 triliun. Meski utang jatuh tempo nan cukup besar kerap menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran, namun utang tersebut tetap dalam koridor kondusif dengan beberapa catatan. "Misalnya, asalkan negara tetap kredibel, persepsi terhadap APBN baik, serta kebijakan fiskal ekonomi hingga politik tetap stabil."

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah nan jatuh tempo pada 2025 sebesar Rp800,33 triliun. Jumlah ini terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) jatuh tempo senilai Rp705,5 triliun dan pinjaman jatuh tempo sebesar Rp94,83 triliun.

Jatuh tempo utang pemerintah nan besar adalah akibat dari pandemi Covid-19. Ketika itu, Indonesia butuh nyaris Rp1.000 triliun shopping tambahan. Sementara, penerimaan negara turun sebesar 19 persen lantaran perputaran ekonomi berhenti.

Pilihan Editor: Jokowi soal Rupiah Loyo ke Rp 16.283 per Dolar AS: Semua Negara Dihantui Ketidakpastian

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis