Rupiah Diprediksi Menguat Terhadap Dolar AS Pekan Depan

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah diprediksi menguat di awal pekan depan, Senin, 11 November 2024. Pergerakan kurs dipengaruhi beragam peristiwa seperti pemangkasan suku kembang Bank Sentral Amerika Serikat hingga kemenangan Donald Trump pada pemilihan umum AS.

Pada akhir perdagangan Jumat, 8 November 2024 mata duit rupiah menguat 68 poin ke level Rp 15.627 per dolar AS. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi penguatan kurs bakal berlanjut. “Untuk perdagangan Senin depan, mata duit rupiah naik turun namun ditutup menguat di rentang Rp 15.600 - 15.690 per dolar,” kata dia dalam kajian rutinnya, dikutip Ahad, 10 November 2024.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia memaparkan rupiah ditutup Rp 15.671 per dolar AS pada Jumat, menguat 96 poin dibanding hari sebelumnya Rp 15.767 per dolar.

Pekan lampau rupiah sempat melemah imbas unggulnya Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika nan mendorong penguatan dolar. Pasar bersiap untuk masa kedudukan kedua Trump nan diperkirakan menyebabkan imbal hasil obligasi AS terutama nan 10 tahun naik, lantaran ekspektasi terhadap kebijakan Amerika nan cukup ekspansif.

Namun indeks dolar melemah, pada Kamis lampau Bank Sentral Amerika alias The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku kembang sebesar 25 pedoman poin. Ibrahim mengatakan perihal ini seperti nan diharapkan para pelaku pasar. The Fed juga telah mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap handal dan bakal melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.

Kemenangan Donald Trump, menurut Ibrahim bakal berakibat pada perekonomian negara berkembang salah satunya Indonesia. Oleh lantaran itu pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasi pengaruh trump dapat membikin berlanjutnya perang jual beli hingga suku kembang AS.

Suku kembang AS bakal tetap tinggi dan dapat berpengaruh terhadap pelemahan mata duit rupiah, arus modal serta dinamika ketidakpastian pasar keuangan. Untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah perlu segera merealisasikan revisi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam. “Agar DHE disimpan di Indonesia dalam proporsi nan lebih besar dan periode nan lebih lama serta memastikan suku kembang BI tetap membikin rupiah menarik bagi investor,” ujarnya.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis