TEMPO.CO, Jakarta - Tren pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal terus berlanjut. Pada Jumat, 4 Oktober 2024 pagi tercatat rupiah berada di level Rp 15.524 per dolar Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada akhir perdagangan Kamis, rupiah merosot 161 poin alias 1,05 persen menjadi Rp 15.429 per dolar AS dari Rp 15.268 per dolar AS. Analis mata duit dan komoditas, Lukman Leongarga memprediksi tren pelemahan ini tetap terus berlanjut.
Lukman memandang rupiah tetap terus tertekan terhadap dolar AS lantaran sejumlah faktor. Salah satunya lantaran kekhawatiran seputar bentrok di Timur Tengah.
“Dolar AS juga didukung info ISM Service AS semalam nan lebih kuat dari perkiraan,” kata dia kepada Tempo, Jumat, 4 Oktober 2024.
Ia memprediksi, pekan depan secara umum rupiah tetap tertekan walaupun terbatas. Kondisi rupiah pekan depan, kata dia, bakal tergantung sejumlah info seperti persediaan devisa dan penjualan retail hingga info inflasi AS pekan depan.
Apabila sejumlah bentrok dunia tidak mereda alias malah memburuk, Lukman memandang rupiah tetap bakal terus tertekan. “Proyeksi rupiah pekan depan di kisaran 15.300 – 15.600,” kata dia.
Iklan
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memandang saat ini rupiah juga tetap terus melanjutkan tren penurunan. Dari segi eksternal, dia memandang memanasnya tensi politik setelah Iran menembakkan rudal ke Israel turut berdampak.
Selain itu, menurut Ibrahim pelemahan ini didorong membaiknya perekonomian AS. Kendati begitu, tensi politik AS nan memanas pada masa Pilpres juga turut mempengaruhi.
Dari dalam negeri, dia memandang masalah deflasi nan sudah terjadi lima bulan terakhir juga turut berpengaruh. “Rupiah kemungkinan bakal kembali mendekati level 16.000 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Pilihan Editor: Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut