Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia alias BPP Hipmi, Anggawira, mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya ketidakpastian global.

Anggawira menyebutkan, pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini, di antaranya disebabkan oleh penguatan dolar Amerika Serikat. Menurut dia, kenaikan suku kembang oleh The Federal Reserve (The Fed) dan ekspektasi kebijakan moneter nan lebih ketat di masa depan, meningkatkan daya tarik dolar AS sebagai aset nan lebih aman.

"Ini mendorong penanammodal dunia untuk beranjak ke dolar, sehingga menekan mata duit negara berkembang seperti rupiah," kata Anggawira, melalui aplikasi perpesanan pada Rabu, 11 September 2024.

Penyebab lain, dipengaruhi ketidakpastian global. Menurut dia, ketidakpastian di pasar global, termasuk kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi Cina, ketegangan geopolitik, serta volatilitas nilai komoditas, juga memperlemah sentimen penanammodal terhadap pasar negara berkembang seperti Indonesia. "Yang mempengaruhi permintaan terhadap rupiah," ujarnya.

Berikutnya, defisit transaksi berjalan. Menurut dia, jika Indonesia mengalami defisit transaksi melangkah lebih besar dari ekspektasi, maka tekanan terhadap rupiah dapat meningkat. "Karena negara kudu bayar lebih banyak untuk impor daripada nan diterima dari ekspor."

Selanjutnya, penyebab nilai tukar rupiah melemah belakangan ini, kata Anggawira, terjadi lantaran sentimen lokal. Dia mengatakan, aspek domestik seperti inflasi nan tinggi dan rendahnya kepercayaan penanammodal terhadap kondisi ekonomi dalam negeri turut memberikan tekanan pada rupiah.

Iklan

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan kurs rupiah dipengaruhi info penurunan tingkat pengangguran di AS pada Agustus 2024. Pada akhir perdagangan Senin, 9 September 2024, rupiah ditutup melemah 78,5 poin ke level 15.456 per dolar AS.

Dia menjelaskan, indeks dolar condong menguat dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya peluncuran info pengangguran AS pada Jumat pekan lampau nan terpantau lebih rendah, ialah sebesar 4,2 persen dibandingkan periode sebelumnya berada di nomor 4,3 persen.

Selain itu, tingkat bayaran secara bulanan naik 0,7 persen dari perkiraan kenaikan 0,3 persen dan secara tahunan naik 3,8 persen dari perkiraan kenaikan 3,7 persen. Hal ini menurut Ibrahim berujung pada ekspektasi pemangkasan suku kembang The Fed nan tergambar tetap tinggi.

Adapun per hari ini, Rabu, 11 September 2024, kurs rupiah terhadap dolar AS menguat 20 poin alias 0,13 persen menjadi Rp 15.435 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.455 per dolar AS.

Pilihan Editor: Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis