TEMPO.CO, Jakarta - Mata duit rupiah ditutup melemah 22,5 poin di level Rp 15.503,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin, 21 Oktober 2024. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menilai pelemahan ini menjadi penanda memudarnya respons positif pasar terhadap pelantikan Presiden Prabowo Subianto.
Ibrahim menilai, jumlah kabinet nan terlalu gendut membikin pasar merespons negatif. Terlebih, kata dia, ada nuansa balas budi dari nama-nama nan diumumkan menduduki kabinet pada Ahad, 20 Oktober 2024 malam kemarin.
“Aksi balas budi ini nan membikin pasar merespons negatif,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis nan diterima Tempo, Senin, 21 Oktober 2024.
Padahal kemarin, Ibrahim memproyeksi pidato perdana dari Presiden Prabowo Subianto bakal membawa akibat positif ke pasar. Hal ini lantaran dalam pidatonya, Prabowo banyak menyinggung soal masalah perekonomian. Ibrahim juga memprediksi nilai tukar rupiah bakal mengalami penguatan di minggu depan. Bahkan, menurutnya, rupiah bisa mencapai level 15 ribu pada bulan Oktober ini. Hal ini, kata Ibrahim, bakal dapat mengerek perekonomian Indonesia ke arah nan lebih positif.
“Pidato ini kemungkinan besar bakal membikin potensi perihal positif bagi pasar,” kata Ibrahim dalam keterangannya pada Ahad, 20 Oktober 2024.
Iklan
Sementara itu, dari aspek eksternal pada Senin, Ibrahim memandang penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) terjadi akibat meningkatnya kesempatan Donald Trump menjelang Pilpres AS nan digelar dua pekan lagi. Hal itu, kata dia, terlihat dari sejumlah jajak pendapat menunjukkan Trump unggul tipis dari rivalnya, Kamala Harris.
Selain itu, dia menyoroti Bank Rakyat Tiongkok nan memangkas suku kembang referensi pinjaman (LPR) lebih banyak dari perkiraan pasar. Ia memaparkan, pemotongan LPR terjadi di tengah serangkaian langkah stimulus dari Beijing, dan sebagian besar diharapkan oleh pasar. Beijing selama bulan lampau meluncurkan putaran langkah stimulus paling agresifnya, dengan mengibaratkan langkah moneter dan fiskal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pilihan Editor: Target Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian di Kabinet Prabowo: Jaga Daya Beli Masyarakat