TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah di akhir perdagangan pekan ini. Berdasarkan info rupiah spot Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat, 15 November 2024, rupiah melemah 12 poin ke level Rp 15.874 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya Rp 15.862 per dolar AS.
Sedangkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Jumat memaparkan rupiah ditutup Rp 15.888 per dolar AS. Melemah 15 poin dibanding hari sebelumnya. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memaparkan sentimen dunia turut memengaruhi pergerakan kurs. Dolar melonjak ke level tertinggi dalam setahun belakangan.
“Di tengah meningkatnya ketidakpastian atas prospek suku bunga jangka pendek dan pasar juga tidak percaya atas prospek suku kembang di bawah Trump,” kata dia lewat keterangan resmi dikutip Sabtu, 16 November 2024.
Selain itu, komentar dari pejabat bank sentral AS alias Federal Reserve (The Fed) menunjukkan bank sentral lebih berhati-hati dalam memangkas suku kembang ke depan. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan ketahanan ekonomi AS berfaedah bank sentral perlu waktu untuk memangkas suku kembang lebih lanjut.
Akibatnya, kata Ibrahim, penanammodal mengurangi ekspektasi untuk pemangkasan suku kembang pada Desember mendatang. Berdasarkan parameter ekspektasi pasar CME Fedwatch, kesempatan penurunan suku kembang juga bergeser. Para pedagang nan memperkirakan kesempatan untuk pemangkasan suku kembang 25 pedoman poin pada bulan Desember hanya sebesar 61 persen. Turun dari kesempatan sebelumnya 85,7 persen. Para pedagang juga memandang ada kemungkinan 39 persen suku kembang bakal tetap.
Pasar juga memandang produksi industri Cina nan pada Oktober kenaikannya lebih rendah dari nan diharapkan. “Harga rumah juga menyusut selama bulan tersebut, menandakan tekanan berkepanjangan pada pasar properti,” ujar Ibrahim.
Namun, penjualan ritel tumbuh jauh lebih besar dari nan diharapkan, sebagian besar didorong oleh liburan Golden Week alias minggu emas Tiongkok. Prediksi tersebut memberi angan shopping ritel bakal lebih membaik, terutama lantaran Beijing memobilisasi lebih banyak stimulus.
Pada awal pekan depan, Ibrahim memprediksi pelemahan kurs bakal berlanjut. “Untuk perdagangan Senin depan, mata duit rupiah naik turun namun ditutup melemah di rentang Rp 15.860 - 15.940 per dolar AS.”