Said Abdullah Paparkan 4 Usulan Prioritas Kebijakan Fiskal 2025

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mendorong pemerintah untuk berfokus pada program dan kebijakan strategis nan dinilai lebih krusial di tengah kondisi fiskal nan terbatas.

Usulan kebijakan strategis itu antara lain mencakup program kemandirian pangan, program kemandirian energi, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta infrastruktur. Said menyebut, program kemandirian pangan krusial bagi Indonesia, di mana pada 2023 tercatat defisit impor hasil pertanian mencapai US$5,0 miliar.

Melalui program kemandirian pangan, negara bakal mendorong agar pangan pokok tak hanya bertumpu pada beras, dengan pengganti seperti umbi, sagu, serta sorgum. Terlebih selama ini, impor nan dilakukan Indonesia terbilang sangat besar, seperti US$1,95 miliar untuk beras pada skala nasional di periode 2019-2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program teknologi pangan kudu mendorong tumbuhnya industrial farming, optimasi lahan tidak produktif, serta meningkatkan hasil laut sebagai kekayaan pangan masa depan nan lebih sehat," tutur Said dalam rilis resmi, Jumat (16/8).

Pada program kemandirian energi, tercatat defisit US$39,2 miliar pada 2015-2023. Menurut Said, sejak konversi minyak tanah ke LPG, kebutuhan impor LPG itu jadi terus meningkat.

"Dalam jangka pendek, transformasi daya kita nan bersandar ke minyak bumi termasuk LPG kudu di geser ke listrik, karena kita mempunyai produksi listrik nan besar, dan di topang oleh suplai batubara nan memadai," kata Said.

Dirinya mengingatkan, kebijakan daya kudu terus bersambung dan tak hanya terhenti di sektor kelistrikan. Pasalnya, transformasi pembangkit listrik PLN tak bisa ditumpukan semata pada PLTU.

Untuk itu, ke depannya, bauran kebijakan daya baru dan terbarukan kudu lebih progresif. Said mengakui, ada pertumbuhan bauran daya terbarukan dari 4,9 persen pada 2015 menjadi 12,3 persen pada 2022.

"Meskipun tumbuh baik, namun butuh lompatan nan lebih besar, lantaran itu dibutuhkan kebijakan afirmasi. Idealnya proporsi bauran daya baru dan terbarukan lima tahun ke depan minimal mencapai 30 persen," katanya.

Said juga menyinggung soal Index Pembangunan Manusia Indonesia nan menduduki ranking 6 di ASEAN. Dengan tenaga kerja berjumlah 142,1 juta, 54,6 persen di antaranya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) alias Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja kita terserap di sektor informal. Dengan demikian, kita belum mendapatkan faedah maksimal dari bingkisan demografi," ujar Said.

Lebih jauh, Said mengingatkan bahwa generasi masa depan Indonesia saat ini tetap mengalami prevalensi stunting sebesar 21 persen. Dirinya mendorong perbaikan kualitas SDM nan menjadi upaya peningkatan daya saing agar dapat melampaui Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Terakhir, prasarana disebut menjadi aspek krusial sebagai penopang ketiga program di atas.

"Dengan demikian shopping prasarana bisa lebih fokus, apalagi kita tidak mempunyai ruang fiskal nan lenggang lantaran tergerus beragam tanggungjawab mandatori, subsidi, dan tanggungjawab pembayaran kembang dan pokok utang," kata Said.

Said menambahkan minta agar pemerintah menyetujui sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar minimal 5,4 persen. Selain moderat, nomor itu diyakini dapat menjadi modal mengembalikan nomor pertumbuhan nan tinggi mencapai 7 persen.

Said juga memprediksi bahwa kurs rupiah bisa dipatok lebih rendah jika The Fed menurunkan suku bunga, sampai di level Rp15.900 alias Rp16 ribu/US$. Dengan begitu, suku kembang SBN dapat didorong lebih rendah hingga di level ideal 6,7 persen. Terlebih, Indonesia mempunyai beban kembang utang nan terus naik.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 mengusulkan sejumlah dugaan ekonomi makro, termasuk sasaran pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 2,5 persen, serta suku kembang SBN 10 tahun 7,1 persen.

Lalu, juga dugaan nilai tukar rupiah Rp16.100/US$, nilai minyak mentah Indonesia US$82/barel, lifting minyak bumi 6 ribu barel/hari, dan lifting gas 1.005 ribu barel setara minyak/hari.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional