TEMPO.CO, Yogyakarta - Keberadaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di sejumlah wilayah dinilai kalangan produsen otomotif turut mempengaruhi sasaran sasaran pasar mobil listrik.
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, menjadi salah satu wilayah nan menjanjikan untuk pasar mobil listrik lantaran sebaran titik SPKLU-nya sekarang meningkat pesat.
“Ekosistem mobil listrik di Jawa Tengah dan Yogyakarta sekarang sudah memadai, lantaran didukung 75 titik SPKLU," kata Tan Kim Piauw, Chief Executive Officer, PT Indomobil National Distributor selaku Agen Tunggal Pemilik Merk (ATPM) Citroen di Indonesia Senin 1 Juli 2024.
Piauw menuturkan meratanya titik SPKLU di Yogyakarta dan Jawa Tengah itu membikin produsen turut lega. Karena ketika konsumen dari wilayah itu melakukan pemesanan mobil listrik, segera dapat didistribusikan.
Keberadaan SPKLU bakal memberikan kemudahan konsumen nan mempunyai mobil listrik melakukan pengisian daya dimanapun dan kapanpun. "SPKLU ini memberikan kemudahan bagi konsumen nan melakukan aktivitas dengan mobil listrik serta menciptakan lingkungan nan lebih sehat dan bebas karbon," kata dia.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kata dia, keberadaan SPKLU sudah merata nyaris di semua lima kabupaten/kota nan dipasang oleh PT PLN (Persero). Lebih dari 15 Lokasi SPKLU di wilayah DIY mulai dari Kota Yogyakarta hingga Kabupaten Gunungkidul.
"Bagaimanapun SPKLU ini membikin kami bisa segera menyerahkan unit mobil listrik nan sudah dipesan konsumen," kata dia.
Piauw mencontohkan pada awal Juli ini pihaknya mulai mendistribusikan mobil listrik besutannya Citroen E-C3 All Electric kepada konsumen di Kota Semarang dan beragam wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Iklan
"Jawa Tengah dan Yogyakarta termasuk paling sigap pendistribusiannya setelah pertama kali kami lakukan pengedaran 50 unit itu untuk konsumen di Jakarta," kata dia.
Piauw menambahkan, kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) itu sebelummya telah diperkenalkan di arena GAIKINDO International Auto Show 2023 nan digelar tahun 2023 lalu.
Kemudian, pada 3 Mei 2024, pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM) telah memberikan persetujuan secara resmi atas permohonan Citroen Indonesia untuk ikut serta di dalam Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Dengan diterbitkannya Surat Persetujuan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia no 1/KBLBB-CBU/1/OSS/PMDN 2024 kepada PT National Assemblers selaku perusahaan perakitan kendaraan nan menaungi merek Citroen di Indonesia, Citroen resmi memperoleh akomodasi impor unit The New Citroen E-C3 secara utuh (CBU).
Dengan bea masuk 0% dan pajak penjualan atas peralatan mewah (PPnBM) nan ditanggung pemerintah. "Citroen menjadi merek pertama dan satu-satunya di Indonesia nan memperoleh akomodasi impor secara resmi dari pemerintah," kata dia.
"Aktivitas impor dalam keadaan utuh ini bakal dilakukan dalam masa transisi menuju produksi lokal selambat-lambatnya sebelum tahun 2026," kata dia.
Pilihan Editor: Terkini: Garuda Minta Harga Tiket Pesawat Naik, Alasan Tesla Belum Mau Investasi di Indonesia