TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah menteri kabinet Jokowi datang meresmikan peluncuran Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara alias Simbara. Sebelumnya komoditas nan terintegrasi oleh sistem hanya batu bara, pada peluncuran kali ini diperluas untuk tata kelola nikel dan timah.
Tampak datang di Kantor Kementerian Keuangan ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif; dan menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya mengatakan pengelolaan Sumber Daya Alam tidak mungkin hanya dilakukan satu kementerian, sehingga sinergi jadi keharusan. “Pada 2020 kita launching Simbara hanya untuk batu bara, sekarang diperluas untuk komoditas nikel dan timah,” ujarnya dalam aktivitas peluncuran Simbara di Kompleks Kementerian Keuangan Senin, 22 Juli 2024.
Simbara merupakan sistem nan mengintegrasikan seluruh pengelolaan komoditas batubara di dalam satu ekosistem. Tujuannya ialah menghasilkan satu info minerba dan pengawasan terpadu untuk kelancaran upaya dan mendorong penerimaan negara. Dengan adanya peluncuran hari ini, peleburan tata kelola upaya dari hulu ke hilir juga dapat diperluas, tak hanya batu bara tapi komoditas nikel dan timah.
Sementara itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyambut baik peluncuran kali ini. “Simbara bukan hanya sekedar sistem informasi, tapi integrasi nan melibatkan upaya pertambangan dari hulu ke hilir dari lima kementerian,” ujarnya.
Iklan
Arifin menerangkan beberapa sistem pengumpul info milik Kementerian ESDM sudah terintegrasi dengan Simbara sejak Oktober 2023. Beberapa di antaranya ialah Mineral Online Monitoring System (MOMS), Minerba One Data Indonesia (MODI) dan Minerba One Map Indonesia (MOMI).
Dengan pemanfaatan Simbara diharapkan penerimaan negara dapat dioptimalkan. Juga dapat meningkatkan kepatuhan pelaku upaya dan memberikan efektivitas pengawasan berusaha.
Selanjutnya untuk mewujudkan ekosistem nan bisa mengawal kebijakan pemerintah dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelaku upaya melalui satu data. Ke depannya diharapkan Simbara tidak hanya dapat mengintegrasikan info batubara, nikel dan timah tapi juga komoditas lain seperti bauksit, emas hingga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO).