Viral Pertamax Sebabkan Mesin Mobil Rusak, Ini Penjelasan Pertamina

Sedang Trending 2 jam yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan lampau sempat viral video nan mengabarkan keluahan seorang wanita bahwa bagian pompa bensin rusak akibat menggunakan Pertamax. PT Pertamina Patra Niaga langsung menginvestigasi kualitas bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi itu dengan menggandeng PT LAPI Institut Teknologi Bandung dan Lemigas.

"Kami langsung merespons sigap begitu adanya laporan kendaraan nan mengalami kerusakan mesin nan diduga diakibatkan penggunaan Pertamax di wilayah Cibinong, Jawa Barat," ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangannya di Jakarta, Senin lalu, 25 November 2024.

Selain investigasi internal, mulai dari pengecekan kualitas Pertamax di terminal BBM hingga ke sejumlah SPBU, menurut dia, Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekan ke bengkel-bengkel di area Cibinong.

"Meskipun penyebab belum diketahui apakah dari produk Pertamax alias dari sparepart kendaraan, namun kami minta maaf atas kejadian ini. Investigasi kualitas produk tetap dilakukan sejak Jumat (22/11/2024) lalu. Kami terus berkoordinasi dengan pihak bengkel dan LAPI ITB. Sampel produk juga sudah kami kirimkan ke Lemigas untuk uji laboratorium lebih lanjut," katanya.

Heppy menambahkan dari hasil monitoring sementara di lapangan, kendaraan nan dilaporkan mengalami hambatan mesin hanya terjadi pada merek kendaraan dan jenis tertentu alias tidak di semua kendaraan nan melakukan pengisian Pertamax.

Sembari paralel menunggu hasil investigasi dan pengetesan produk, lanjutnya, pihaknya juga terus melakukan penelusuran kendaraan-kendaraan nan mengalami masalah pada mesinnya dan berkoordinasi dengan pemilik kendaraan. "Untuk info lebih lanjut, konsumen dapat menghubungi Pertamina Call Center 135," sebut Heppy.

Hasil Penelitian Tim ITB

Ahli konversi daya ITB Tri Yuswidjajanto Zaenuri menyebut kandungan di dalam BBM jenis Pertamax bukan menjadi penyebab kerusakan mesin kendaraan di Cibinong, Jawa Barat.

Menurut dia, dalam keterangannya nan dikutip di Jakarta, Jumat, 29 November 2024, untuk mengetahui penyebab kerusakannya, mobil dibawa ke bengkel untuk dilepas pompa bahan bakar serta dikuras tangkinya. Dari situ, ditemukan endapan di dalam tangki.

Tri menyatakan akibat adanya endapan itu membikin mobil kehilangan tenaga lantaran menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa. "Hal ini menyebabkan pasokan bahan bakar ke mesin tidak mencukupi," katanya.

Tim LAPI ITB membawa sampel endapan ke laboratorium untuk diperiksa dengan metode EDS (Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy) guna diidentifikasi unsur-unsur pembentuknya.

Hasil uji EDS itu kemudian dibandingkan dengan hasil kajian fisika dan kimia nan dilakukan tim Lemigas terhadap bahan bakar Pertamax dari beberapa SPBU, nan diperkirakan menjadi sumber masalah.

"Ternyata, senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar nan dianalisis (Pertamax)," kata Tri.

Dari hasil penelitian itu, akhirnya dicurigai pada material antikorosi nan biasa dipakai sebagai pelapis tangki bahan bakar berbahan logam, mengingat pelapis biasanya terbuat dari paduan unsur nan terdeteksi pada kajian EDS.

"Tapi, penelitian tetap terus dilakukan untuk memastikan dari mana asal usul unsur-unsur pembentuk endapan tersebut," ujar Tri.

Menurut dia, jika endapan tersebut berasosiasi dengan material tahan korosi pelapis tangki, maka para pemilik kendaraan, nan tangki bahan bakarnya terbuat dari resin, tetap dapat menggunakan Pertamax, lantaran tidak bakal ada kejadian munculnya endapan, mengingat tidak diperlukannya pelapisan tersebut.

Tri pun memastikan pihaknya bakal mencari akar masalahnya untuk bisa dilakukan mitigasi, sehingga tidak terjadi lagi masalah nan sama di kemudian hari.

Hasil Penelitian LemigasLemigas Kementerian ESDM menyebut sesuai hasil uji laboratorium, kualitas Pertamax nan diambil dari SPBU di sekitar Cibinong, Jawa Barat, dan beberapa wilayah lainnya, telah memenuhi spesifikasi teknis nan dipersyaratkan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.

"Hasil uji laboratorium dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax on spec sesuai ketentuan Ditjen Migas. Masyarakat tidak perlu cemas dengan kualitas Pertamax," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Adapun mengenai kendaraan-kendaraan nan dilaporkan mengalami hambatan mesin, Heppy menyatakan bahwa pihaknya terus memonitor kondisi tersebut dan tetap melanjutkan kajian berbareng LAPI ITB.

"Kami tetap melakukan kajian mengingat hambatan mesin hanya terjadi di merek dan jenis kendaraan tertentu serta di lokasi-lokasi tertentu. Jadi, kami perlu mempelajari perincian penyebab gangguan pada mesin-mesin kendaraan di lokasi-lokasi tersebut," ujarnya.

Pilihan Editor Buruh Batalkan Mogok Nasional Setelah Prabowo Naikkan UMP 6,5 Persen

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis