Siap Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Jusuf Hamka Dinilai Cukup Populer

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi menilai pengusaha Jusuf Hamka cukup terkenal untuk berhadapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Hal itu bertalian dengan pengalaman Jusuf Hamka di bagian upaya nan dinilai tidak sama dengan bumi pemerintahan.

"Sebenarnya jika dilihat, potensi itu ada aja. Tapi saya pikir untuk pak Jusuf Hamka saya pikir belum ya. Dalam makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan itu berbeda dengan pengusaha ya. Karena ini memerlukan konsep nan sudah baku dan tidak semudah pengusaha, apalagi pemilik perusahaan nan bisa improve ya," ujar Asrinaldi kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asrinaldi menyebut di dalam konteks pemerintahan itu terdapat aturan-aturan nan mengekang alias menghalang untuk improvisasi seperti di bumi bisnis.

Kendati demikian, Asrinaldi menyebut Jusuf Hamka tetap mempunyai ketenaran dan sifat murah hati sebagai daya jual untuk persaingan nantinya.

"Tapi bahwa dia punya nama, kemudian dia punya kedermawanan, ya barangkali bisa dijual. Tapi ya tentu pengalaman-pengalaman pemerintahan itu tidak sama lah dengan apa nan dibayangkan oleh Partai Golkar bahwa itu bakal bisa menyaingi dengan maksimal Anies Baswedan gitu," jelas Asrinaldi.

Asrinaldi menilai laki-laki nan identik dengan julukan 'bos jalan tol' itu memang cukup populer. Namun, perihal itu tidak cukup untuk bersaing dengan Anies.

"Jadi jika populer, saya pikir cukup terkenal lah si Jusuf Hamka ya. Tapi jika untuk bisa menyaingi, saya pikir orang DKI juga cukup logis juga ya untuk bisa membanding-bandingkan gitu," kata Asrinaldi.

Asrinaldi menegaskan dirinya tidak menyebut tak ada kesempatan bagi Kaesang-Jusuf Hamka di Pilkada DKI Jakarta ini. Apalagi, kata dia, politik mempunyai banyak aspek lain alias variabel lain nan dapat berpengaruh kepada hasil.

"Kita tahu sungguh ketika Pilpres sudah memberikan gambaran tentang itu. Jadi faktornya cukup banyak menurut saya gitu. Tapi jika dicoba dilihat dalam konteks nan lebih logis ya saya pikir sepertinya Partai Golkar hanya mengandalkan ketenaran dan kedermawanan sosial dari seorang Jusuf Hamka gitu," sebut dia.

Adapun Asrinaldi berpandangan majunya Kaesang berpasangan dengan Jusuf Hamka ini memang sesuatu nan menarik untuk diulas.

Ia turut menyinggung status Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui, sang kakak, Gibran Rakabuming Raka juga telah lebih dulu masuk bumi politik. Kini, Gibran dinyatakan sebagai wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.

"Tentu ada pertimbangan bagi partai politik bahwa dari posisi Kaesang nan memang putra presiden tentu menjadi pertimbangan bagi Jusuf Hamka. Saya tidak bisa menafikan itu lantaran bagaimanapun ini kan kejadian berbareng dengan Gibran ya, dan tentu apa nan dipikirkan pak Jusuf Hamka ini lebih kepada gimana kesempatan menang itu lebih besar gitu dengan segala plus minus posisi pak presiden tentunya. Dan lantaran beliau diperintahkan oleh partai katanya ya, tentu bakal ikut," tutur Asrinaldi.

Lebih lanjut, Asrinaldi menyoroti Partai Golkar nan dinilai mempunyai bangku lebih banyak daripada PSI namun mau menyerahkan posisi gubernur.

"Mestinya ini juga menjadi catatan juga bagi Partai Golkar gitu. Apakah memang dengan bunyi nan besar, sementara PSI kursinya hanya sekitar 8 di DKI Jakarta kemudian menyerahkan posisi gubernur, biasa jarang sekali seperti itu. Tapi saya meyakini ini kan juga mengenai dengan posisi-posisi pak Jokowi menurut saya ya. Karena itu jadi pertimbangan," jelas dia.

Asrinaldi menyebut Golkar sebagai salah satu motor dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga mendukung Gibran pada Pilpres 2024 lalu.

Menurutnya, perihal ini bakal menimbulkan kebingungan di masyarakat bakal perpolitikan tanah air.

Ia menjelaskan perihal itu dalam artian bahwa apakah partai politik tidak mempunyai kader alias apakah partai politik itu memang lebih mengedepankan dalam "orang luar". Menurut dia, perihal ini tentu menjadi kekhawatiran publik.

"Kalau begini partai politik dikelola ya tentu lama-lama juga bakal ada distrust kepada partai politik nan seakan-akan semaunya dalam tanda kutip menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek dan tidak memikirkan kepentingan-kepentingan bangsa nan lebih besar gitu," kata Asrinaldi.

"Dan tentu ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari kemauan Golkar alias dari PSI untuk menang. Dan ya, kita serahkan saja kepada masyarakat ya jika memang itu nan jadi pilihan masyarakat, ya kita bisa memaklumi lantaran begitulah langkah pikir masyarakat terhadap kekuasaan hari ini," sambung dia.

Jusuf Hamka sebelumnya menyatakan siap maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Pilkada Jakarta 2024.

Dia memastikan bakal mengikuti keputusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto nan telah menyodorkan namanya kepada PSI di Pilgub DKI Jakarta.

"Siapenggaksiap ya tergantung perintah partai. Pak Airlangga siap, saya diperintah ya kudu siap," ujarnya kepada wartawan di Jakarta Selatan, Sabtu (13/7).

Bahkan, Jusuf telah menyiapkan sebuah tagline unik berupa 'Kabah' andaikan nantinya resmi maju di Pilkada mendatang berbareng Kaesang

"Kalau jadi kelak Kabah. Kaesang-Babah katanya, taglinenya itu jika jadi," jelas dia.

Sebelumnya, Kaesang berbareng jejeran PSI berjamu ke markas DPP Golkar di Jakarta Barat, Kamis (11/7) sore.

Setelah pertemuan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menawarkan Jusuf Hamka, andaikan Kaesang Pangarep memilih maju di Pilkada Jakarta 2024.

Airlangga juga menegaskan partainya bakal mendukung seandainya Kaesang mau maju pilkada.

(pop/pmg)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional