Siswa Dibully hingga Masuk RS, SMK Gorontalo Sebut Korban Mabuk Miras

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 12 Sep 2024 17:31 WIB

Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo Zulkarnain menyebut tak ada perundungan terhadap AR (14) nan diduga dianiaya hingga muntah darah dan tak sadar. Ilustrasi. SMK 1 Gorontalo menyebut tak ada perundungan terhadap AR (14) nan diduga dianiaya hingga muntah darah dan tak sadar. (iStock/Thai Liang Lim)

Makassar, CNN Indonesia --

Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo Zulkarnain menyebut tak ada perundungan terhadap AR (14) nan diduga dianiaya hingga muntah darah dan tak sadar diri sampai dilarikan ke RS untuk mendapat perawatan medis.

Zulkarnain mengatakan korban dan empat terduga pelaku melakukan pesta minuman keras di jam waktu pelajaran, Selasa (10/9).

"Benar, siswa kelas 10 tengah mabuk usai pesta miras di lingkungan sekolah. Tidak ada penganiayaan, hanya teman-temannya bangunkan korban nan mabuk," kata Zulkarnain kepada wartawan, Kamis (12/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulkarnain menerangkan kejadian itu terjadi pada saat ke lima siswa izin keluar sekolah untuk keperluan kelengkapan administrasi.

"Mereka minta izin keluar sekolah untuk mengurus piagam melengkapi berkas administrasinya," ungkapnya.

Setelah itu mereka berkumpul untuk menggelar pesta miras di sekitar lingkungan sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung. Sehingga, kata Zulkarnain, antara korban dan empat pelaku tidak mendapat pengawasan dari pihak guru.

"Selama mereka tenggak miras, tidak ada satu pembimbing pun nan memandang perihal itu," tuturnya.

Dalam video nan beredar di media sosial, terlihat salah satu siswa menendang belakang korban, namun menurut Zulkarnain perihal itu lakukan bukan lantaran disengaja, tapi untuk menyadarkan korban nan sudah mabuk berat.

"Mereka sudah ketakutan lantaran perbuatannya bakal diketahui oleh pihak sekolah. Mereka sadarkan korban dengan cara-cara seperti nan beredar itu," jelasnya.

Zulkarnain menjelaskan pihak sekolah sudah memfasilitasi orang tua korban dan pelaku untuk menyelesaikan kasus tersebut. Pihaknya pun menyerahkan kasus ini ke kepolisian untuk menyelidiki kasus ini.

"Sanksi tetap ada dan tetap dibahas di internal sekolah. Ancaman hukuman itu bisa dikeluarkan dari sekolah," ungkapnya.

(mir/isn)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional