Sosok Taruna Ikrar yang Menjadi Kepala BPOM atas Rekomendasi Prabowo

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, JakartaPresiden Joko Widodo (Jokowi) melantik sejumlah pejabat negara untuk beberapa posisi, salah satunya Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nan menggantikan Rizka Andalusia dan Penny Lukito, di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

Pelantikan tersebut berasas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/PPA Tahun 2024 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Taruna Ikrar adalah seorang master mahir bagian farmasi, jantung, dan saraf, nan menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada 1988-1997. Kemudian dia belajar di Universitas Indonesia (UI) pada 1998-2003 untuk bagian studi farmakologi.

Dia juga mengenyam pendidikan di Niigata University, Jepang, pada 2004-2008 untuk bagian studi kardiovaskuler.

Di University of California, Irvine, Amerika Serikat pada 2008-2013, dia mengikuti studi anatomi dan neurobiologi, sebelum menjadi periset di lembaga tersebut pada 2013-2016.

Taruna menjabat sebagai ketua Konsil Kedokteran Indonesia sejak 2020. Pada 2023 gelar profesornya dicabut oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) lantaran adanya indikasi kecurangan dalam proses gelarnya.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Mendikbud Ristek (Kepmendikbudristek) Nomor 48674/M/07/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen tertanggal 30 Agustus 2023.

Sejumlah karya tulis ilmiahnya ialah "Terapi Sel Punca dan Tata Laksana COVID-19" nan ditulis pada 2023, dimana penelitiannya bermaksud untuk mengetahui efektivitas terapi dengan menggunakan sel punca alias Mesenchymal Stem Cell (MSC) pada penatalaksanaan COVID-19.

Iklan

Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan pemberian MSC alogenik dapat mempercepat langkah-langkah perbaikan jaringan di paru-paru dan mengurangi kebutuhan untuk aktivasi sel mesenkim lebih lanjut.

Selain itu ada juga "The Art of Oncoimmunovaccinomics" nan ditulis berbareng Dito Anurogo pada 2021, dimana dia menjelaskan tentang sejumlah perihal antara lain sejarah, pedoman molekular, dan pendekatan, imunoterapi untuk kanker, pendekatan vaksinomik, dan teori vaksinologi.

Dia juga menulis "The Neuroscience of Glutamate" nan ditulis pada 2014 berbareng Dito Anurogo. Artikel tersebut memaparkan tentang glutamat nan ditinjau dari perspektif neurosains klasik dan modern, antara lain sejarahnya, peran di tingkat seluler seperti pada proses cedera dan ritme sirkadian, serta aspek klinis.

Taruna sempat bercerita peran krusial Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam perjalanan karirnya itu. "Saya adalah diaspora. Saya bekerja dan belajar mulai dari Indonesia, terus Jepang, Eropa, dan Italia, dan bertempat tinggal di Amerika. Nah tentu, dan saya juga kan sebagai kepala konsul master sedunia," katanya.

Sejak Maret 2024 Taruna telah menjalani serangkaian pertimbangan untuk uji kepatutan sebagai kandidat kepala BPOM menggantikan posisi Penny K Lukito atas rekomendasi presiden terpilih Prabowo Subianto. "Itu atas rekomendasi presiden terpilih sebetulnya, Bapak Prabowo," kata Taruna Ikrar.

Hasil dari uji kepatutan itu, kata Taruna, kemudian diproses oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. "Akhirnya semalam, pada interview terakhir, diputuskan lah, dan pada akhirnya juga terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Jokowi nan telah mengangkat dan melantik kami," katanya.

Pilihan Editor: Ekonom Indef: Warisan Utang Jokowi bakal Menyulitkan Pemerintahan Prabowo

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis