TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan pentingnya investasi untuk peningkatan SDM. Investasi tidak hanya di bagian pendidikan tetapi juga melalui jaring pengaman sosial dan juga kesehatan.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan saat berjumpa dengan para mahasiswa penerima danasiwa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan alias LPDP di London, Senin, 6 Mei 2024. "LPDP menjadi kesempatan emas bagi peserta didik untuk memandang dan belajar gimana membuka kesempatan untuk menjadikan Indonesia lebih baik," ujarnya.
Beasiswa LPDP merupakan salah satu investasi dari Pemerintah di bagian pendidikan. Program biaya kekal ini merupakan inisiatif Kementerian Keuangan pada 2010 untuk mengalokasikan kas negara bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.
Dalam pertemuan di London Sri Mulyani memaparkan ada tiga potensi nan perlu digali agar Indonesia punya masa depan nan cerah, ialah Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan juga kelembagaannya.
Ia berpesan para penerima LPDP tidak menjadi inferior di bumi internasional lantaran SDM Indonesia mempunyai kualitas nan unggul. "Mereka nan nantinya menciptakan Reformasi institusional bagi negara," ujarnya.
Pada Maret 2024 Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Warsito memaparkan, meskipun sudah banyak model danasiwa nan dikembangkan namun belum bisa memenuhi kebutuhan dalam upaya mengejar sasaran 40 persen Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi di tahun 2035.
Iklan
Menurut dia, masalah pembiayaan juga mempengaruhi Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan info BPS 2023, APK Pendidikan Tinggi Indonesia adalah 31,45 persen alias tetap tertinggal dari Malaysia 43 persen, Thailand 49,29 persen , Singapura 91,09 persen.
Rasio lulusan S2 dan S3 juga rendah, ialah 0,45 persen, tertinggal dibandingkan Malaysia dan Vietnam 2,43 persen. Sedangkan sasaran APK Pendidikan Tinggi di tahun 2035 adalah 45 persen dan di tahun 2045 adalah 60 persen.
Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia