TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tantangan ekonomi serta keahlian ekonomi makro dan strategi kebijakan fiskal 2025 di hadapan Komisi XI DPR di Kompleks Senayan pada Rabu, 5 Juni 2024. Salah satu poin nan digarisbawahinya adalah langkah mengejar sasaran Indonesia untuk keluar dari middle income trap.
Pemerintah memang telah giat menggaungkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Menurut Sri Mulyani, tantangan untuk mencapai cita-cita tersebut sangatlah besar.
"Ini berfaedah jika menjadi negara maju dan high income, itu arti adalah US$ 26.200 per kapita. Kalau kita lihat pada situasi hari ini di US$ 4.806 per kapita, ini merupakan sebuah tantangan nan sangat besar bagi kita untuk mencapai aspirasi tersebut," ujarnya.
Dalam mengejar naik kelas meninggalkan middle income trap dan menuju high income country, Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi 6 sampai 8 persen. "Untuk keluar dari middle income trap sebelum 2045, perlu percepatan pertumbuhan 6 sampai 8 persen per tahun," tutur Sri Mulyani.
Dia merinci tiga poin nan potensial sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Pertama, perihal investasi alias modal nan kudu lebih tinggi alias berasal dari luar melalui Foreign Direct Investment (FDI) alias investasi asing langsung.
"Dalam perihal ini sumber dari investasi, lantaran Indonesia tetap mengalami saving investment gap. Investasi itu berfaedah capital-nya kudu dari dalam dengan tingkat saving rate nan makin tinggi. Sektor-sektor nan punya potensi untuk bisa menarik FDI dari mulai hilirisasi, renewable energy, hingga semikonduktor."
Selain itu, sumber pertumbuhan ekonomi juga potensial dari sisi tenaga kerja. Indonesia punya pekerjaan rumah ialah perbaikan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan talenta masa depan sesuai arah transformasi ekonomi, hingga penguatan hubungan antara sekolah vokasi dan perguruan tinggi dengan korporasi.
Iklan
Ketiga, dari sisi produktivitas. Ada empat catatan nan kudu dikejar dalam perihal ini. Mulai dati perbaikan infrastruktur, sistem, izin seeta efisiensi birokrasi. Kemudian, penguatan prasarana digital, peningkatan riset dan pengembangan untuk mendorong inovasi, hingga penguatan izin mengenai kewenangan properti dan kewenangan paten.
Sri Mulyani menuturkan, rerata waktu nan dibutuhkan sejumlah negara tetangga di Asia untuk keluar dari middle income trap menjadi high income country sekitar 10 tahun. Misalnya seperti Hongkong, Cina Taipei serta Korea Selatan nan memerlukan waktu sekitar 7 tahun. Kemudian, Jepang butuh waktu 9 tahun, Singapura 10 tahun dan Cile 13 tahu.
"Pada 2045, masyarakat Indonesia diperkirakan tetap bakal tumbuh dan mencapai titik ekuilibrium di 324. Ini nan menyebabkan fertilitas kita tetap positif dan menjadi salah satu aspek kontribusi terhadap ekonomi," kata Sri Mulyani.
Dia menambahkan, masyarakat usia produktif pada 2045 di satu sisi bakal mulai menurun, lantaran mulai terjadi aging. Lalu, masyarakat kelas menengah mencapai 70 persen dan masyarakat perkotaan bakal mencapai 73 persen.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo: Untuk Perbaikan Sumber Daya Manusia