TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keberadaan Sistem Informasi Mineral dan Batu bara alias Simbara meningkatkan penerimaan negara. Sistem info nan terintegrasi disebut mendorong penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Bendahara Negara memaparkan, penerimaan negara sempat turun pada 2023 lantaran penurunan nilai komoditas. Namun tahun lalu, penerimaan dari sektor mineral dan batubara (minerba) bisa mencapai Rp 172,9 triliun. “Itu 18 persen di atas sasaran APBN,” ujar Sri Mulyani dalam konfrensi pers peluncuran Simbara untuk nikel dan timah di Kementerian Keuangan, Senin, 22 Juli 2024.
Simbara merupakan sistem nan mengintegrasikan seluruh pengelolaan komoditas mineral di dalam satu ekosistem. Tujuannya, menghasilkan satu info minerba dan pengawasan terpadu untuk kelancaran upaya dan mendorong penerimaan negara.
Sistem ini merupakan usulan Kementerian Keuangan sejak 2020 dan mulai diluncurkan pada 2022 untuk komoditas batu bara. Hari ini diluncurkan sistem serupa untuk komoditas nikel dan timah. Dengan adanya peluncuran ini, peleburan tata kelola upaya dari hulu ke hilir dua komoditas tersebut juga dapat diperluas.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan sistem ini mengintegrasikan data-data upaya pertambangan nan mulanya ada si masing-masih kementerian dalam satu sistem. “Hingga saat ini simbara sudah sukses menyelaraskan 10 sistem independen nan tadinya tersebar di 6 kementerian lembaga,” kata Isa.
Tahun ini, Simbara menambahkan Sistem info industri nasional milik Kementerian Perindustrian nan mencakup penghiliran nikel di smelter. Ke depan, kementerian bakal terus mengembangkan dan memperbaiki simbara termasuk untuk komoditas bauksit emas dan tembaga.
Iklan
Isa menyatakan Aada beberapa untung nan sudah didapat, ialah mewujudkan jasa satu pintu melalui single info entry. Kedua, kesiapan satu info minerba nan handal.
Pengawasan juga lebih terpadu, penerapan Domestic Market Obligation (DMO), dan penghiliran minerba lebih efektif. Lalu mencegah fraud melalui risk profiling juga bisa terus ditingkatkan. Terakhir, adalah pencegahan tambang terlarangan dan pembayaran hak-hak negara nan meningkat kualitasnya. “Simbara telah memberikan capaian langsung dan signifikan untuk penerimaan negara,” kata dia.
Sejak diluncurkan untuk sektor batu bara, sistem ini diklaim telah mencegah terlarangan mining sebsar Rp 3,47 triliun. Juga memberikan tambahan penerimaan negara dari analisa info dan risk profiling pelaku upaya sebesar Rp 2,53 triliun. Penyelesaian piutang dari penyelesaian automatic blocking system nan merupakan bagian dari Simbara juga mencapai Rp 1,1 triliun.
Pilihan Editor: Kementerian Keuangan Cairkan Rp 1.398,1 Triliun di Semester I untuk Infrastuktur, Kartu Sembako, hingga Subsidi KUR