TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia layananan internet berbasis satelit, Starlink resmi beraksi di Indonesia sejak Mei 2024. Seiring peluncuran perdana layanannya di Indonesia, potongan nilai sebesar 40 persen dikucurkan untuk para pengguna.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut pengawasan nilai berada di ranah Komisi Pengawas Persaingan Usaha alias KPPU. "Kami bakal terus mengawasi, memonitor, dan mengevaluasi langkah berbisnis dan pelayanan nan diberikan oleh PT Starlink Services Indonesia," ujarnya saat Konferensi Pers lewat Zoom, Jumat, 24 Mei 2024.
Budi terus mendorong agar internet satelit Starlink nan beraksi di Indonesia dan mempunyai nama perusahaan PT Starlink Services itu, mendirikan instansi pusat operasi jaringan alias Network Opertion Center (NOC) di Indonesia.
Sehingga, pemerintah bisa mengawasi persaingan nan sehat antar penyelenggara jasa layanan internet. "Itu semua sangat krusial untuk memastikan equal playing field di industri telekomunikasi Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Information and Communication of Technology Institute Heru Sutadi mewanti agar tidak ada predatory pricing nan dilakukan Starlink. Ia menjelaskan monopoli biasanya terlihat ketika perusahaan memberikan tarif murah dalam kurun waktu nan lama.
Menurut Heru, di masa-masa itu, persaingan menjadi ketat. Bisa jadi 3-5 tahun mendatang. "Nanti ketika pemainnya mati, gugur, salah satu dari mereka bakal menguasai pasar dan kemudian memainkan nilai dengan seenaknya," katanya kepada Tempo pada Minggu, 19 Mei 2024.
Iklan
Budi menjelaskan, saat ini instansi PT Starlink Services sedang disiapkan oleh Musk. Kominfo bakal mengevaluasi dan mengecek kelengkapan Starlink selama 3 bulan.
Starlink telah mendapat Hak Labuh Satelit dan Izin Surat Radio Angkasa dengan masa bertindak satu tahun. Di mana, ada enam jenis perangkat nan telah tersertifikasi, termasuk antena gateway, router, dan antena user terminal nan beraksi di Indonesia.
Selain itu, Starlink sudah mengantongi Surat Keterangan Laik Operasi untuk penyelenggaraan jaringan tertutup melalui VSAT, dan penyelenggaraan jasa multimedia jasa akses internet. Sert izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup media VSAT dan penyelenggaraan jasa multimedia jasa akses internet.
Melalui situs resminya, Starlink, memberikan potongan nilai sebesar 40 persen untuk perangkat keras mereka hingga 10 Juni. Harga normalnya sebesar Rp 7,8 juta. Belum termasuk biaya penanganan sebesar Rp 345 ribu. Sedangkan, jasa internetnya dipatok seharga Rp 750 ribu per bulan.
Pilihan editor: Resmi Buka Layanan, Kominfo Pastikan Starlink Dirikan Kantor Resmi di Indonesia