Status Gunung Marapi Turun dari Siaga ke Waspada

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Senin, 01 Jul 2024 20:42 WIB

Status Gunung Marapi di Sumatera Barat diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II), Senin (1/7). Ilustrasi. Status Gunung Marapi di Sumatera Barat diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II), Senin (1/7). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, CNN Indonesia --

Status Gunung Marapi di Sumatera Barat diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) pada Senin (1/7). Penurunan status ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) setelah mengawasi pergerakan gunung nan condong menurun dalam dua minggu terakhir.

"Berdasarkan hasil kajian dan pertimbangan secara menyeluruh, maka terhitung dari tanggal 1 Juli 2024 pukul 15:00 WIB tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada), dengan rekomendasi nan disesuaikan dengan potensi alias ancaman bahaya terkini," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam keterangan resmi nan diterima CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan penurunan status tersebut dituangkan dalam surat bernomor 895.Lap/GL.03/BGV/2024 nan ditujukan kepada Kepala BNPB, Gubernur Sumatera Barat, dan Kepala wilayah di wilayah sekitar pegunungan.

Menurut Hendra, pasca erupsi pada 3 Desember 2023, hingga saat ini tinggi kolom abu erupsi memperlihatkan penurunan secara fluktuatif. Demikian juga dengan tinggi embusan asap.

Hendra menjelaskan tinggi kolom abu erupsi ataupun embusan asap umumnya kurang dari 500 meter di atas puncak. Lontaran material erupsi jatuh di dalam wilayah radius kurang dari 3 KM dari pusat erupsi dan dominan jatuh di sekitar puncak Gunung Marapi.

"Dalam kurun waktu dua minggu terakhir aktivitas kedua gempa permukaan ini tergolong rendah. Sejak erupsi utama 3 Desember 2023 hingga saat ini gempa erupsi berfluktuasi, menunjukkan penurunan, dan secara harian mulai jarang terjadi. Untuk gempa embusan, jumlah harian tertinggi terjadi di bulan Maret 2024, setelahnya gempa embusan berangsur menurun secara fluktuatif," ucapnya.

Ia menuturkan gempa nan berangkaian dengan pasokan dan migrasi magma dari kedalaman seperti gempa low frequency, vulkanik dangkal, dan vulkanik dalam secara umum juga terlihat menurun setelah Maret 2024, meskipun pernah terjadi kenaikan tiba-tiba gempa vulkanik dalam 25 kali sehari pada 29 April 2024.

"Namun gempa ini turun drastis di hari-hari berikutnya. Setidaknya dalam satu bulan terakhir ketiga gempa tersebut terekam dengan jumlah harian nan rendah," katanya.

Hendra tetap meminta masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki tidak memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 KM dari puncak. Masyarakat juga diminta tetap mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar alias banjir lahar nan dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

(ned/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional