TEMPO.CO, Jakarta - Survei Iklim Nasional menemukan masyarakat muslim Indonesia paling percaya pemuka kepercayaan dibandingkan aktivis, pemerintah, dan intelektual tentang rumor iklim. Survei tersebut diadakan oleh Purpose dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan berfokus pada responden dari kalangan tokoh Islam dan organisasi muslim di Indonesia.
Kedua organisasi tersebut melibatkan 3.000 responden muslim dan 100 tokoh kepercayaan Islam untuk menangkap persepsi, sikap, dan peran mereka dalam mendorong tindakan iklim. Sebanyak 22 persen responden mengatakan paling memercayai pemuka kepercayaan menyangkut rumor iklim. Jumlah itu lebih tinggi daripada 19 persen responden nan paling percaya pada aktivis lingkungan, 11 persen nan paling percaya pada pemerintah pusat, dan 9 persen nan meletakkan kepercayaan lebih pada ilmuwan.
Sementara, menurut temuan survei, personil legislatif berada pada urutan terakhir dalam tingkat kepercayaan masyarakat. Purpose dan FPCI berbicara perihal ini menunjukkan peran vital pemuka kepercayaan dalam menyuarakan rumor lingkungan guna meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan suasana di tingkat akar rumput. “Dengan meningkatnya religiusitas global, termasuk di Indonesia, krusial untuk menyelaraskan solusi suasana dengan aliran Islam,” kata Ketua FPCI Dino Patti Djalal, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat, 8 November 2024.
Temuan utama lain dari survei ini antara lain adalah lapangan pekerjaan, kesehatan, dan kemiskinan menjadi tiga perhatian utama umat Islam. Sementara, rumor lingkungan berada di ranking keenam. Survei juga menemukan para tokoh kepercayaan meyakini perubahan suasana dan kerusakan lingkungan disebabkan aktivitas manusia. Menurut para penyelenggara survei, temuan ini menghadirkan perspektif baru daripada beragam penelitian sebelumnya nan condong menunjukkan masyarakat Indonesia menyangkal krisis suasana sebagai akibat aktivitas manusia.
Muslims for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC), platform pemangku kepentingan muslim nan dibentuk Purpose guna mendorong tindakan iklim, menekankan pentingnya kerjasama dalam meningkatkan tindakan suasana di kalangan umat Islam. Abdul Gaffar Karim, Steering Committee MOSAIC sekaligus akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM), menyayangkan sedikitnya dakwah di masjid nan mengangkat topik rumor iklim. “Walau info mengungkap bahwa masyarakat percaya kepada pemuka agama, sayangnya seruan-seruan di masjid sangat sedikit nan menyentuh rumor iklim. Dalam riset mini kami kurang dari 2 persen dakwah di masjid menyentuh topik ini,” ujarnya.
Menurut Gaffar, perlu adanya tindak lanjut dalam corak pendekatan dengan manajemen masjid perihal siapa nan menentukan ustaz. Hal ini, kata dia, agar pengurus masjid bisa memilih pemuka kepercayaan nan mempunyai pengetahuan memadai tentang lingkungan.