Survei SMRC: 10 Tahun Jokowi, Warga Semakin Takut Bicara Politik

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Kamis, 17 Okt 2024 10:37 WIB

Survei terbaru SMRC mencatat banyak penduduk semakin takut bicara tentang masalah politik dalam 10 tahun kepempin Jokowi. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru mengungkap peningkatan ketakutan sebagian besar masyarakat berbincang politik selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (CNN Indonesia/Tunggul)

Jakarta, CNN Indonesia --

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru mengungkap peningkatan ketakutan sebagian besar masyarakat berbincang politik selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Survei itu mencatat 51 persen responden menyatakan takut bicara tentang masalah politik. Angka tersebut terdiri dari 12,9 persen responden nan selalu takut bicara politik dan 37,7 persen responden nan sering takut bicara politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 47,3 persen responden termasuk orang nan tidak takut bicara politik. Angka itu terdiri dari 29,6 persen responden jarang merasa takut bicara politik dan 17,7 persen lainnya tidak pernah takut bicara politik.

"Kalau sebelumnya belum pernah jadi kekuatan kebanyakan orang nan takut bicara politik, tapi sekarang di masa akhir pemerintahan Pak Jokowi, nan takut bicara politik menjadi kekuatan mayoritas," kata pendiri SMRC Saiful Mujani dalam tayangan di kanal YouTube SMRC TV, Selasa (15/10).

Saiful Mujani mencatat orang nan takut bicara politik sebelum Jokowi menjabat presiden, tepatnya Juli 2014, berjumlah 22 persen. Jumlah itu bertambah menjadi 43 persen setelah Pilpres 2019.

Tren ketakutan bicara politik terus meningkat. Setelah Pilpres 2024, jumlah orang nan takut bicara politik menanjak, menembus nomor 51 persen. Saat ini, jumlahnya lebih dari separuh responden.

Survei itu juga mengungkap ketakutan penduduk atas kesewenang-wenangan abdi negara penegak norma naik dari 32 persen menjadi 51 persen. Ketakutan ikut organisasi naik dari 14 persen ke 28 persen.

Lalu ketakutan menjalankan kepercayaan naik dari 7 persen ke 21 persen. Selain itu, persepsi atas pelanggaran konstitusi dan undang-undang oleh pemerintah melonjak dari 40 persen ke 52 persen.

"Menurunnya keahlian kerakyatan dari kerakyatan nan nyaris terkonsolidasi sebelum Presiden Jokowi memimpin menjadi otokrat alias otoritarianisme telah terjadi, terutama pada lima tahun terakhir Indonesia di bawah kepemimpinannya," ucap Saiful.

Survei ini dilaksanakan secara nasional pada 4 hingga 11 Oktober 2024. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sah 994 orang. Margin of error sekitar 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(dhf/fra)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional