TEMPO.CO, Jakarta - Layanan buy now pay later (BNPL) alias paylater semakin digandrungi masyarakat. Setelah sejumlah bank di Indonesia menghadirkan paylater, Bank Permata juga mulai melirik sistem pembiayaan tersebut.
Division Head of Digital Business Permata Bank, Riga Sunkara, mengatakan semua masukan mengenai jasa nan dibutuhkan nasabah, termasuk paylater, jadi salah satu aspek nan bakal dikembangkan. Paylater bisa menjadi fitur tambahan nan ada di aplikasi mobile banking terbaru Permata Bank ialah Permata Me.
“Ada (rencana). Secepatnya kelak mungkin ya,” kata Riga usai perilisan Permata Me, Kamis, 10 Oktober 2024.
Tren penggunaan paylater memang sedang terus meningkat. Saat ini, sejumlah bank seperti BCA, BNI, Mandiri, sudah menghadirkan jasa nan terintegrasi dengan aplikasi mobile banking tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan lewat skema paylater mencapai Rp7,99 triliun alias meningkat 89,20 persen secara tahunan (yoy).
Iklan
Peningkatan pembiayaan paylater diikuti dengan rasio pembiayaan macet alias Non Performing Financing (NPF) gross terjaga di posisi 2,52 persen, membaik dibandingkan bulan Juli nan tercatat 2,82 persen.
“Piutang pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan (PP) per Agustus 2024 meningkat sebesar 89,20 persen yoy menjadi Rp7,99 triliun, dengan NPF gross dalam kondisi terjaga di posisi 2,52 persen,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK Agusman dalam siaran pers, Rabu, 2 Oktober 2024 lalu.
Agusman menjelaskan, patokan mengenai paylater masih dalam kajian.Beberapa aspek nan bakal diatur antara lain mengenai persyaratan perusahaan pembiayaan nan menyelenggarakan kegiatan, kepemilikan sistem informasi, pelindungan info pribadi, rekam jejak audit, sistem pengamanan, akses dan penggunaan info pribadi, kerja sama dengan pihak lain, serta manajemen risiko.
Pilihan Editor: OJK: Masyarakat Makin Gandrung Belanja dengan Skema Beli Dulu Bayar Belakangan