ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Jumat, 12 Jul 2024 02:35 WIB
Makassar, CNN Indonesia --
Pihak rektorat Universitas Negeri Makassar (UNM) angkat bicara mengenai video viral civitas UNM mendorong seorang mahasiswa nan mempertanyakan tanggungjawab membeli perlengkapan almamater seharga Rp250 ribu, sebagai syarat mendapatkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Prof Andi Muhammad Idkhan mengatakan, kejadian itu hanya kesalahpahaman saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira betul itu, lantaran ada saling sorong mendorong," kata Idkhan saat ditemui di UNM, Kamis (11/7).
Idkhan menerangkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya bakal memanggil pihak pengajar dan mahasiswa mengenai kejadian tersebut.
"Saya bakal panggil dosennya dan mahasiswa nan merasa teraniaya menurut buletin nan beredar, dan saya konfirmasikan itu bagaimana bisa memberikan info nan terbaik terhadap kejadian nan terjadi dalam kampus," ungkapnya.
Sementara mengenai tanggungjawab mahasiswa baru (maba) membeli perlengkapan almamater tersebut, kata Idkhan bahwa perihal itu berasas keputusan rektor nan diharapkan seluruh maba mempunyai jas almamater.
"Harga itu sudah di keluarkan surat keputusan oleh bapak rektor jadi tetap Rp175 ribu," ungkapnya.
Meski demikian, kata Idkhan jika ada mahasiswa baru nan tidak sanggup untuk membeli perlengkapan almamater bakal mendapatkan kebijakan dari rektorat.
"Harapan kita sebenarnya seluruh mahasiswa baru itu mempunyai jaket almamater pada dirinya, tentunya jika ada mahasiswa mungkin nan tidak bisa bisa melaporkan ke ketua sehingga mungkin ada nan bisa di lakukan oleh ketua saat seperti itu," pungkasnya.
(mir/dna)