Target Realisasi Investasi Pemerintahan Prabowo-Gibran Rp 2.000 Triliun

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung mengungkapkan sasaran realisasi investasi  pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tahun 2025 sebesar Rp 1.900 hingga Rp 2.000 triliun. Target ini naik dibandingkan tahun 2024, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, nan sebesar Rp 1.650 triliun. 

Yuliot menyebut, sasaran realisasi investasi nan besar itu dipasang menyesuaikan sasaran pertumbuhan ekonomi nan dipasang presiden terpilih Prabowo Subianto di kisaran 7-8 persen. "Untuk menunjang pertumbuhan tersebut, tidak lain ya gimana kita menggenjot aktivitas investasi. Menurut kalkulasi kami, pada tahun 2025 nan bakal datang, sasaran realisasi investasi sebesar Rp 1.900 sampai Rp 2.000 triliun," kata Yuliot dalam agenda Central Banking Services Festival pada Rabu, 28 Agustus 2024 nan dipantau melalui YouTube Bank Indonesia.

Secara persentase, pertumbuhan sasaran investasi untuk 2025 sekitar 16 persen. "Jadi, jika pertumbuhan dari sasaran 2024 berfaedah sekitar 16 persen," ucapnya.

Dia menekankan, sasaran tersebut merupakan beban berbareng nan kudu dipacu. Mengingat tidak ada sektor perekonomian nan rata-rata pertumbuhan dua digit, kata Yuliot sasaran realisasi investasi ini merupakan beban bersama.

Kementerian Investasi menegaskan, kebijakan mengenai investasi ke depan kudu diintegrasikan agar keahlian investasi beih moncer. Kementerian nan dipimpin oleh Bahlil Lahadalia itu mengungkapkan empat pilar nan kudu diperkuat untuk menunjang daya saing investasi dan daya saing ekonomi Indonesia ke depan. Pertama, soal integrasi kebijakan nan selama ini belum padu.

Iklan

"Kami memandang selama ini kebijakan nan mengenai dengan investasi itu sifatnya terpisah-pisah. Ke depan, kita kudu melakukan integrasi," ujarnya.

Selain integrasi, pilar lainnya adalah kemudahan-kemudahan perizinan perusahaan, insentif investasi, dan serta perubahan-perubahan kebijakan secara global. "Di G20, kita ada global minimum tax, tentu kita kudu menyesuaikan insentif investasi nan kita sudah berikan."

Pilihan Editor: Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis