Teten Masduki Protes Aturan Impor Terlalu Longgar Dibanding Ekspor: Kirim Pisang ke Luar Negeri Butuh 21 Sertifikat

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan tengah mencari solusi membikin kebijakan melindungi pasar Indonesia dari serbuan produk luar negeri. Upaya ini demi melindungi produk upaya mikro mini dan menengah (UMKM) dalam negeri dari serbuan produk luar negeri nan mudah masuk.

"Sehingga standardisasi dalam negeri itu bisa menjadi satu kebijakan melindungi UMKM kita agar tidak diserbu oleh produk luar nan mudah masuk," kata Teten, seusai rapat berbareng Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, di Kementerian Koperasi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 20 September 2024.

Teten menjelaskan, perihal lain nan dibahas mengenai kebijakan memudahkan produk UMKM masuk ke luar negeri. Dia mencontohkan kesulitan produk UMKM menjangkau pasar luar negeri. Misalnya, produk pisang mau dikirim ke luar memerlukan 21 sertifikat. Selain itu setiap enam bulan kudu ada penyesuaian 3 sertifikat.

"Padahal mereka di Jepang, Eropa, enggak punya kebun pisang. Jadi, mereka sebenarnya tidak terganggu dengan produk kita. Tapi kenapa mereka begitu ketat," tutur Teten.

Selain kebijakan nan tetap menyulitkan UMKM, dia mencontohkan perihal lain, seperti sarang burung walet nan mau dijual ke Cina langsung masuk daftar negatif alias terlarang. "Padahal mereka impor bahan baku dari kita banyak. Nah, itu salah satu corak perlindungan mereka terhadap pasar kita," ucap dia.

Padahal, Teten berujar, produk dari Cina leluasa masuk ke Indonesia. Baik itu dijual melalui platform digital. Sehingga dalam pertemuan dengan BPOM, kata dia, juga membahas persoalan pengawasan nan perlu dilakukan secara ketat. "Nah, kita perlu ada pengawasan lebih ketat," ujar dia.

Iklan

Kepala BPOM Taruna Ikrar, mengatakan mempunyai komitmen besar menjadikan UMKM untuk pasar dalam negeri. Menurut dia, potensi UMKM saat ini 1,7 juta apalagi mempunyai potensi lapangan pekerjaan bisa mencapai 3,4 juta. "Dari situ ada ratusan ribu potensi UMKM untuk kita berdayakan," ucap dia.

Menurut Taruna, UMKM berupa pangan olahan sekitar 6 ribu. "Dari total ada nan menengah, besar itu sekitar 10 ribu. Jadi tentu tetap sangat banyak potensi nan kita bisa berdayakan. Adapun UMKM nan berasosiasi dengan obat tradisional, suplemen, jamu-jamuan, termasuk kosmetik, kita nan terdaftar di BPOM ada 1.700 UMKM. Dia memastikan itu bisa meningkat menjadi puluhan ribu.

Dari situ, Taruna mengatakan BPOM perlu bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM agar bisa memaksimalkan pemberdayaan UMKM nan dimulai dengan kemudahan pengurusan perizinan terdaftar di BPOM. Alasannya jangkauan ke UMKM belum maksimal lantaran unit pelaksana teknis lembaga ini baru berdiri di 76 kota di seluruh Indonesia. "Sementara kota kita nyaris 600," tutur dia.

Pilihan Editor: Mantu Aburizal Bakrie Diduga Perintahkan Bodyguard Tutup Akses Arsjad Rasjid ke Gedung Kadin

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis