TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati kebijakan publik dan perlindungan konsumen, Agus Pambagio, menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kepada publik nan belum optimal memicu opini negatif masyarakat. "Komunikasi atas persoalan tidak disampaikan kepada publik dengan benar. Jadi, muncul masalah kemarin-kemarin, lampau didiamkan. Saya sudah telepon acapkali ke Pak Dirjen, tolong dijelaskan," kata Agus kepada Tempo melalui sambungan telepon, Kamis, 16 Mei 2024.
Agus menyampaikan, persoalan muncul lantaran urusan bea cukai bersenggolan dengan kewenangan 18 kementerian/lembaga lain. Oleh karena itu, jika ada permasalahan, DJBC perlu memberi penjelasan secara rinci kepada masyarakat. "Jadi nan kena memang bea cukai lantaran dapat perintah di border (perbatasan) sementara peraturan nan menjadi back up tidak bagus. Kena lah dia," ujarnya.
Lebih lanjut, Agus mendorong agar tim komunikasi DJBC dapat secara proaktif merespons keluhan nan diutarakan masyarakat lewat media sosial. Dia menilai lambatnya reaksi DJBC membikin masyarakat beramai-ramai menyerang. "Padahal kemungkinan kesalahan ada pada si pembawa sendiri, seperti lantaran bawa peralatan jastip," tuturnya.
Selain itu, Agus menyampaikan, persepsi jelek masyarakat terhadap oknum pejabat bea cukai nan terjerat kasus turut mempengaruhi kondisi ini. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi ihwal sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini. “Saya laporkan Bea Cukai dan pembahasan mengenai apa nan terjadi, situasi nan dihadapi oleh seluruh jejeran di lapangan, nan viral-viral,” kata Sri Mulyani setelah menemui Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2024.
Iklan
Dia juga melaporkan penyebab Bea Cukai menjadi sorotan publik, baik dari sisi peraturan maupun prosedur nan kudu diperbaiki, termasuk juga dengan perubahan teknologi nan sangat sigap serta volume aktivitas dan beban nan luar biasa besar. “Itu semua tadi kami sampaikan dan kami bakal mengambil langkah-langkah untuk terus memperbaikinya,” kata Sri Mulyani.
Ia tidak menjawab saat ditanya mengenai tanggapan alias pengarahan Presiden Joko Widodo mengenai sorotan terhadap Bea Cukai. Dalam kesempatan lain, Jokowi mengatakan dia beserta jejeran bakal menggelar rapat untuk membahas Bea Cukai. Kepala negara bakal membicarakan secara unik lembaga nan belakangan menjadi sorotan publik. “Ya, kelak bakal kami rataskan di rapat internal,” kata Jokowi usai meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa, 14 Mei 2024.
SAVERO ARISTIA WIENANTO | RIRI RAHAYU | DANIEL A. FAJRI